10. Naik tanding

1326 Kata
"Aran tidak masuk sekolah hari ini yah?" Clira bertanya. Lexi menoleh ke arah kakak kelas sekaligus seniornya di Strom Rider. "Tidak kak," jawab gadis itu. "Kenapa yah?" Clira bertanya lagi. "Tidak tahu kak," jawab Lexi. "Huufff...nggak semangat deh," sahut Clira malas. "Kenapa Aran tidak masuk?" Mustaf bertanya ke Randra. Randra mengangkat bahu tanda tak tahu. "Bukannya hari ini, hari kedua dia masuk?" Busran bertanya dari arah belakang. Randra dan Mustaf menoleh. "Tidak ada pemberitahuan darinya," sahut Randra singkat lalu kembali melanjutkan latihan pemanasan. Mereka sedang berada di ruang latihan olahraga, disini semua kelompok atau grup olahraga akan latihan, mulai dari karate, taekwondo, basket, voli, lari, bulu tangkis, tenis, dan yang lainnya. Ruang ini sangat besar, membentuk seperti aula namun dipisahkan dengan kaca tebal sebagai pemisah antara kelompok-kelompok yang akan latihan sesuai minat olahraga mereka. Tempat yang mereka gunakan sekarang sebagai ruang olahraga ini merupakan bagian dari gedung pendamping yang tersambung dengan gedung prakter SMK Socien, namun ada pintu yang memisahkan ruang olahraga dan ruang praktek SMK, mereka juga dapat melihat dengan jelas ruang praktek SMK yang sedang di gunakan anak-anak SMK jurusan Pemanfaatan tanaman hias, karena pintu ruangan itu terbuat dari kaca tebal yang bisa melihat ke arah kebun bunga yang hiasi banyak tanaman hias. Anak-anak jurusan PTH sedang melakukan prakter mewarnai kelopak bunga secara alami, terbukti dari siswa-siswi PTH yang sedang membawa aneka peralatan dan bahan-bahan praktek. Sedari tadi mata Randra jelalatan mencari keberadaan seseorang, tingkah dan gelagatnya ini tak lepas dari perhatian para anggota kelompoknya. "Dia bilang, dia anak PTH, tapi dari tadi tak terlihat batang hidungnya, ck!" gumam Randra sambil berdecak. Randra melirik kiri-kanan dan sudut-sudut kebun bunga itu dari dalam ruang olahraga yang sedang di tempatinya. "Ck! Dia tidak ada," sungut Randra. "Ck! Dasar licik!" decak Randra. Mustaf, Busran, Divan, Clira, Lexi dan anggota Storm Rider yang lainnya menjatuhkan rahang bawah mereka tak sadar, bahkan mulut Aliya dan Gloria terbuka tak sadar. Mereka bingung dan speechless dengan tingkah dan gelagat sang ketua. "Dasar kera merah!" sungut Agil dari sisi kanan ruang olahraga itu. "Sudah dibilang jangan masuk sekolah dulu, isshh...anak itu benar-benar ceroboh, ck!" rutuk Agil tak jelas. Semua mata memandang ke arah sang ketua geng Shadow Rain. Hari ini mereka juga masih kurang percaya dengan gelagat sang ketua mereka. Tadi pagi sebelum Agil masuk ruang olahraga untuk latihan taekwondo, Nulani meneleponnya bahwa Moti adiknya itu nekat kabur dari rumah dan datang ke sekolah karena hari ini ada praktek di kebun bunga. Agil dibuat pusing dengan tingkah adik anehnya yang serba pas-pasan itu, sedari tadi juga matanya melirik sana-sini ke arah kebun bunga tak lupa juga kepalanya celingak-celinguk kesana-kemari hingga lehernya hampir patah mungkin. Tingkah dan gelagatnya itu tentu saja tak lepas dari perhatian murid-murid SMK dan SMA Socien. Para gadis dari SMK Socien salah tingkah dibuatnya, ada yang tiba-tiba tersenyum lebar, tersenyum malu-malu, bahkan ada yang terang-terangan mengedipkan mata ke arah Agil. Tak lupa juga mereka memperbaiki penampilan mereka, ada yang memperbaiki tatanan rambut, letak rok dan sebagainya. Cukup! Agil sudah muak dan lelah dari acaranya mencari sang adik yang tak ditemukannya itu. Matanya melihat objek, seorang gadis manis dan cantik sedang memotong bunga mawar putih. Agil buru-buru berjalan cepat dan turun melompati pagar lalu masuk ke dalam kebun bunga itu. Tak Agil mendarat sempurna di depan seorang gadis tadi. Semua mata tertuju padanya. "Astaga! Apa yang ia lakukan!?" Clira bertanya panik. "Ya ampun! Itu kan kak Agil, si ketua Shadow Rain itu!" seru salah seorang siswi PTH. "Aaa...ternyata dia suka sama Lani!" "OMG! aaa patah hati!" "Astaga! Itu kan pacarnya Mike, anggota Storm Rider!" Masih banyak lagi ucapan dan pertanyaan dari siswa-siswi SMK dan SMA Socien. "Dia gila? Itu kan pacar Mike, apa yang akan terjadi nantinya?!" Clara heboh. Semua perhatian anggota mengarah padanya Agil dan Lani yang sedang bercakap-cakap. "Aa...kak Agil ngagetin aja," Lani berucap. "Sorry, Momok dimana?" Agil bertanya tak sabaran. Lani mengerutkan keningnya bingung dan menggaruk kepalanya. "Loh, bukannya Momok sakit kak? Dia kan nggak masuk sekolah," jawab Lani pelan. "Apa!?" Agil membulatkan matanya. Pikirannya berjalan, bagaimaa jika adiknya kenapa-napa lagi. Mulai dari tadi malam, bundanya sudah mewanti-wanti seluruh penghuni rumah mereka bahwa jangan mengejek Moti lagi. "Tapi bagaimana bisa, Lani?" Agil bertanya bingung. "Kan surat sakitnya udah masuk tadi kak," jawab Lani. "Tapi benar Momok nggak masuk sekolah?" tanya Agil memastikan. Lani mengangguk. "Kamu nggak bohong kan?" tanya Agil lagi. Lani kembali mengangguk. "Tapi tadi bunda telepon katanya Momok kabur lalu datang ke sekolah!" seru Agil agak keras. "Hah!?" bingung Lani. "Kok bis--aaaaaa!" Lani berteriak. Bugh "Akh!" Agil mengaduh. Seseorang baru saja menendang punggungnya. "Aaaaaa!!" teriak gadis-gadis yang ada. "Apa yang terjadi?" Clira bertanya heboh. "Aku tidak percaya ini," sahut Aliya. "Mike menendang ketua Shadow Rain!" seru Clara. Agil berbalik dan melihat Mike yang sedang menatapnya nyalang. "Kau!" desis Agil marah. Lalu sedetik kemudian. Bagh "Aargghh!" terdengar teriakan kesakitan dari Mike. Agil dengan cepat menendang bahunya sampai terjungkal kebelakang. Merasa marah karena pacarnya di dekati dan di sentuh oleh lawannya ditambah lagi ia tak menerima Agil menendangnya sampai terjungkal, Mike bangun dan membalas. Bugh Bagh Buk Bagh Bugh "Aaaaaaaaaa!" "Seseorang tolong pisahkan mereka!" ♡♡♡ "Bisa jelaskan siapa yang mulai duluan?" Delani, kepala sekolah SMA International Socien School meminta penjelasan. Mike dan Agil saling menunjuk. "Ck! Yang benar saja kalian," ucap wanita setengah abad itu kesal. "Sebenarnya akar masalahnya dari mana sampai kalian saling tendang dan tonjok?" Delani bertanya lagi. Agil dan Mike terdiam, mereka saling membuang pandangan. Delani kesal di abaikan oleh kedua muridnya itu. Brak Kepala sekolah SMA itu mengebrak meja kerjanya. Piw! Delani mengerjab-ngerjabkan matanya, ia pikir kedua murid lelakinya ini berjinggat atau berteriak kaget jika ia mengebrak meja sama seperti siswa-siswi lain. "Ehm...," Delani berdehem. "Saya tahu kelompok kalian ini adalah lawan, tapi...," "Kalau ingin menunjukan kebolehan bela diri kalian, kalian tahu kan cara mainnya?" Delani bertanya ke arah Mike dan Agil. "Naik tanding." Putus Delani. Mike dan Agil saling memandang. ♡♡♡ "Kalian sudah dengar pengumuman di layar informasi?" Clira bertanya heboh ke arah anggota geng Storm Rider. Randra dan yang lainnya menatap ke arah Clira. "Empat hari lagi mereka naik tanding!" seru Clira heboh. ♡♡♡ "Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa Mike menyerang Agil tiba-tiba?" Cika bertanya. "Atau mungkin Agil yang memancing?" timpal Mali. Semua mata mengarah ke arah gadis itu. "Atau karena gadis itu?" lanjut Mali lagi. "Kudengar gadis itu pacar Mike," ucap Anna Miruka. "Storm Rider tidak suka milik mereka di sentuh, terutama lelakinya, mereka agresif, sebagai contoh Mike." Febrian bersuara dari arah belakang mereka. Semua mata memandang ke arahnya. "Yang lelakinya sudah begitu, apalagi yang perempuannya? Kurasa kita harus jaga jarak dari lelaki Storm Rider," Riska Mariska bersuara. "Dan pacar para gadis Storm Rider," ucap Riska lagi. Cika, Sifa, Mali, Lola, Anna, dan Laura melirik ke arah Riska lalu mereka mengangguk bersamaan. ♡♡♡ "Assalamualaikum," Agil memberi salam sambil masuk ke dalam rumahnya. "Wa alaikumsalam--AGIL KAMU KENAPA?!" Nulani berteriak heboh. Agil meringis, ia berdiri di hadapan sang bunda yang sedang menatapnya dengan tatapan horor. "Kamu kenapa pulang-pulang dengan tampang begini? Astaga! Baju kamu kenapa kotor semua begini? Hiii kenapa kalian pulang-pulang kaya orang baru selesai main acak-acakan hah?!" Nulani bertanya heboh. "Kalian?" tanya Agil. "Iya kalian, kamu sama Momok pulang-pulang tampangnya acak-acakan gini, baju kamu kotor banget, itu juga lebam di pipi, apa itu? Bibir kamu berdarah yah? Astaga! Bunda pusing, Momok juga kacau banget, pulang-pulang langsung bajunya acak-acakan kaya habis guling-guling aja," Nulani mengomel panjang lebar. "Momok ada, Bun?" Agil bertanya. Nulani mengangguk. "Dia tadi tidak ada di sekolah," sahut Agil. "Jelas tidak ada di sekolah, orangnya pulang acak-acakan gitu, tahu tuh main guling-guling dimana," balas Nulani. Agil menelan ludahnya kasar, sudut bibir atasnya naik menahan emosi. "Momok," desis Agil. ♡♡♡ "Kau memukulku?" tanya Aran tak percaya ke arah gadis yang ada di dalam mobilnya itu. "Jangan panggil Momok gitu," "Aaaa...Momok nangis nih!" seru Moti jengkel. "Tapi kau tadi memukulku dengan tas-mu," Aran tak terima. "Momok kan manusia, masa dibilang kera sih, kakak nggak lulus biologi yah?" tanya Momok sengit ke arah Aran. "Apa?! Tentu saja aku lulus," balas Aran tak mau kalah. "Ck, lulus apanya, bedakan manusia dengan hewan saja susah," cibir Moti kesal. "Pfftt," Aran menahan tawanya. Twing! Aran senyum-senyum sendiri di dalam apartemennya. Ia mengingat pertemuan ekstrimnya dengan Moti tadi pagi. Sungguh aneh bin ajaib pertemuan itu, seumur-umur baru pertama kali ia bertemu dengan cara seperti itu dengan seorang gadis. "Momok berani sumpah, Momok nggak sengaja nemuin dompet mas deutsch di trotoar jalan ke mal waktu ituuu," "Momok nggak ngambil apapun dari situ!" Aran tersenyum geli mengingat ucapan Moti yang ini. "Sumpah! Momok mau ngembalikin dompetnya tapi Momok nggak tahu gimana baca tulisan itu, pake titik-titik dua lagi, terus nggak ada yang Momok ngerti!" "Hahahaha," tawa Aran. "Ke-kemarin Momok takut mau ngembalikin dompetnya mas...soalnya, soalnya...," Moti tergugup. "Soalnya?" "Soalnya...soalnya...soalnya kemarin Momok dengar kalau mas itu wakil ketua geng S-sttorrmm Riderr...jadi Momok takuuuuutt...," "Kan mereka jahat-jahat upss-hmp!" "Hahahahahahahahahahaha," tawa Aran membahana. ♡♡♡
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN