Badai benar-benar menerpa. Jalanan terasa tenang dan lengang, tapi tidak untuk perasaan Takeru yang sangat riuh, dihantam ombak hingga tercecer berantakan. Sepulang dari sekolah Nana, pria itu terus memikirkan bagaimana cara menyampaikan pada gadis itu jika ia sudah tak bersekolah lagi di sana. Memang putrinya sempat berkata jika tidak masalah dikeluarkan. Akan tetapi, Takeru tidak yakin jika itu yang Nana inginkan. Pasti hanya sebuah ungkapan emosi tanpa berpikir bahwa itu benar-benar akan terjadi. Lagipula, gadis itu sudah kelas tiga, hanya butuh beberapa bulan lagi untuk lulus. Tak ingin langsung pulang, Takeru berniat mampir ke pasar terlebih dahulu. Menata pesanan sekaligus memikirkan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Apakah berbicara sembari mengajak Nana makan, ataukah mengat