Takeru menghentikan motornya di depan ruko yang saling berjajar. Ia langsung turun, terlihat sangat buru-buru meski masih sempat meraih helm yang anaknya berikan. "Maaf jika aku pergi terlalu lama," ucapnya begitu sampai di depan toko dengan Sarah yang menjaga, seperti biasa. Wanita itu tidak masalah, ia mengangguk. "Kau sudah menjemput Nana?" tanyanya. "Ya. Dia menunggu di motor," timpal pria itu seraya menunjuk motor yang hampir tertutup oleh tiang. Sarah yang mengekor telunjuk Takeru hanya mengangguk paham, dan membiarkan ayah Nana masuk ke dalam toko. Hingga ketika Takeru selesai dengan urusannya, jantung pada dinding bergerak lebih cepat dari yang ia duga. Baru sebentar berbenah, dan sekarang sudah pukul empat. Takeru keluar dengan pintu ruko yang sudah terkunci rapat. Dari wajah