Hawa sejuk membangunkan Takeru yang tertidur lelap. Mata pria itu mengerjap beberapa kali, setelahnya beredar menyapu sekitar memastikan di mana ia berada. Selimut yang menutup separuh badan, juga sisa kompres yang masih melekat di kening, membuat Takeru berpikir. Untuk beberapa saat, pria itu hanya terdiam bergeming di tempat. Tubuhnya terasa menggigil, meski ia sadar suhu tinggi melekat di kening. Ia sadar jika tengah dilanda demam. Namun, kondisi seperti ini seperti sudah menjadi teman baik untuk Takeru. Ia tidak terlalu mempermasalahkan, toh bukan sekali ini ia demam. Seperti sebelum-sebelumnya, ia tidak ingin mengeluh pada putrinya. Akan tetapi sepertinya kali ini Nana sudah tahu lebih dulu. Merasa sudah lebih baik, pria itu memutuskan untuk bangun. Terlebih ketika ia melihat jant