Sisa Hujan

1034 Kata

"Tunggu sebentar. Ayah hanya akan menutup toko." Takeru bergegas turun dari motor, menuju ke ruko tanpa menunggu putrinya menimpali. Sedangkan Nana, gadis itu hanya bisa menurut. Menolak pun untuk apa, lagipula ia juga ingin segera pulang dan beristirahat di rumah. Nana menatap punggung sang ayah yang menjauh. Jika dilihat secara seksama, ia bisa menangkap tulang pria itu tidak sekokoh dulu. Pundak yang dulu kuat memikulnya, kini terlihat cukup renta untuk sekedar memanggul tas berat. Benar, ayahnya semakin tua. Sementara di depan toko, Takeru masih sibuk dengan rolling door yang sedikit macet. Ia menarik dengan kuat, sudah seharusnya mengganti pintu sepertinya. Namun, bukan hal sulit bagi Takeru mengatasi masalah tersebut. Hanya butuh tarikan dengan tenaga yang lebih besar, toko akh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN