Seorang gadis duduk di tepi kolam kering dengan pandangan mata kosong. Raganya berada di sana, menunggu sang ayah keluar. Tetapi jika boleh dikata, hatinya terpaut mengembara entah kemana. Ya, gadis itu hanya senang menyendiri, menghabiskan waktu yang tidak akan pernah habis. Musim panas datang lebih terik dari kemarin. Jantung di dinding masih menunjukkan angka sembilan sejak ia keluar, tapi matahari yang terlihat seperti sedang berada di puncak. "Sedang apa kamu di sana?" Beruntung, sang ayah keluar sebelum tubuh gadis itu semakin matang. "Ayah sudah siap. Ayok berangkat," lanjut pria itu. Nana yang menyadarinya hanya menggeleng pelan. Lalu tanpa kata ia bergegas menghampiri pria dengan dua helm di tangan. Takeru menyerahkan satu pengaman kepala pada putrinya, sementara yang satu l