"Terima kasih." Nana menutupi kepala dengan kedua tangan, menghalau hujan yang bahkan masih bisa mengenai tidak helai rambut gadis itu. Sementara di atas motor, Akai hanya mengangguk dengan senyum menggantung di wajahnya yang tampan. "Kau benar tidak ingin berteduh dulu?" tanya gadis itu lagi. Meski sebenarnya ia tak yakin jika ayahnya akan mengizinkan, tetapi tak tega rasanya membiarkan Akai mengendarai motor di tengah hujan yang sangat deras ini. Namun sepertinya pria itu juga berpikir hal yang tak jauh berbeda. Akai menggeleng, menolak tawaran Nana. "Tidak usah. Aku langsung pulang saja," jawabnya, "kau masuklah, jangan hujan-hujanan seperti itu," lanjut Akai. Masih merasa tak enak, Nana terdiam sebentar. Ia menatap Akai yang terlihat basah meski sudah mengenakan jas hujan. Hingga