Mendung menggelayut lebih awal di langit pasar. Jantung di pergelangan masih menunjuk angka dua, tapi warna hari seolah hampir petang. Sepertinya hujan deras akan segera datang. Benar, beberapa menit setelah awan hitam menutup, air dari atas perlahan turun. Gerimis semakin deras hanya dalam waktu yang sebentar. Rasanya seperti diguyur air dalam jumlah banyak dalam satu waktu. Riuh. Atap ruko saling berbenturan, menciptakan suara ramai yang sudah terbiasa terjadi saat hujan lebat. Bahkan saking ramainya, bisa-bisa tidak ada suara lain yang terdengar selain gesekan air dengan asbes di atap. Namun entah suara siapa yang lebih memekakan telinga daripada hujan itu sendiri. Tiba-tiba, dari balik dinding, Takeru menangkap suara jeritan dari seseorang. Sebenarnya tanpa bertanya harusnya pria i