Takeru terdiam sejenak. Menerima pertanyaan sekaligus terdengar seperti permintaan oleh Nana. Setelahnya ia berbalik, menatap gadis yang masih diliputi keraguan. "Maksudnya?" tanyanya memastikan. Perlahan wajah Nana terangkat. Untuk beberapa saat, hanya sebuah tatapan yang saling menunggu. Gadis itu terdiam, hingga sebuah kalimat terlontar dari bibirnya. "Aku tidak ingin pindah sekolah." Bak mendapatkan batu besar menggelinding menempa atap rumah. Benar-benar mengejutkan. Kedua mata Takeru sedikit membulat. Ia tidak percaya mendengar pernyataan itu dari Nana. Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan gadis itu? Takeru menatap sang anak dengan lekat. "Kenapa tiba-tiba? Apa ada sesuatu yang terjadi?" ucapnya masih lembut, tapi menyimpan kekhawatiran. Gadis itu menggeleng pelan. "Tidak." K