"Nana! Ayah sudah mau berangkat. Kau benar tidak ingin ikut?" teriak Takeru cukup keras dari depan, sementara sang anak masih berdiam di dalam kamar. Tak ada sahutan apapun dari Nana. Hanya sebuah suara pintu dibuka, dan seorang gadis yang keluar setelahnya dengan tas menempel di punggung. "Oh, kau mau ikut?" tanya pria itu lagi setelah mendapati anaknya sudah rapi. Nana mengangguk. Melihat tas sekolah yang dibawa Nana, dahi Takeru mengerut. "Apa yang kau bawa?" tanyanya. Gadis itu melirik tas punggung sekilas. "Buku," jawabnya, "aku ingin belajar di sana," lanjut Nana. Mendengarnya, Takeru sedikit heran. Tetapi tetap mengiyakan. Lagipula tidak buruk jika Nana ingin belajar. Bukankah justru lebih baik daripada hanya membantunya bersih-bersih di sana? "Ya sudah. Kita akan segera bera