Bekal sudah rapi tersusun di dalam tas. Juga dengan persiapan yang lain, hampir selesai untuk perjalanan menuju kota. Benar, sesuai keinginan putrinya, hari ini Takeru akan membawa gadis itu ke makan Hana. Selama dua belas tahun semenjak mereka pindah, baru kali ini keduanya mengunjungi pembaringan terakhir wanita itu. Di ruang tengah, seorang pria sudah siap dengan ransel yang cukup besar. Ia berdiri di tepi meja, memandang sebuah foto seraya menampilkan senyum simpul. Perasaannya campur aduk, antara sedih juga senang bercampur di sana. Hanya tinggal menunggu putrinya siap, dan mereka akan segera berangkat. Tak perlu lama-lama, Nana akhirnya keluar dari dalam kamar. Wajahnya nampak seperti mentari pagi ini, cerah. Tetapi daripada gadis itu, Takeru lebih merasa senang ketika melihat put