BAB 17: CINTA PANDANGAN PERTAMA

1929 Kata

SELAMAT MEMBACA  ***  Dei turun dari mobil, dia langsung di sambut oleh Sari dan Amir. Sari memeluk Dei sambil menangis, saking rindunya dengan Dei keponakan yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. “Anak nakal, kamu pergi lama tidak ada kabar.” Sari memukul pelan lengan Dei setelah puas memeluk Dei. Dei hanya tertawa menerima pukulan Sari. “Sudah Buk, biarkan Dei istirahat dulu. Belum apa-apa sudah kamu marahi nanti minggat lagi dia,” tegur Amir. “Iya Bude ini, orang baru datang kok malah di marahin,” gerutu Dei. “Biar saja, memang kamu bandel kok. Ayo kita masuk, ayo Pak Al juga masuk.” Dei dan Al mengikuti Sari dan Amir untuk masuk kedalam rumah. Di dalam rumah, Amir berbincang dengan Al di ruang tamu sedangkan Dei membuat minuman di dapur bersama Sari. “Bude tidak ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN