"Tapi ini di kantor pak, bisa tidak tunggu sampai pulang dan kita pergi sama-sama ke tempat biasa?" ucap gadis itu kemudian.
"Tidak bisa sayang, siapa suruh kamu begitu menggoda begini?" bisik Gerry tepat di samping telinga Diandra, dengan kedua tangan yang sudah menyusup dan menyusuri setiap inci tubuh gadis itu yang di sentuhnya.
"Jangan, pakaian aku nanti kusut pak," balas Diandra lagi.
"Aku tidak peduli, aku menginginknmu sekarang!" balas Gerry lagi sembari meraih kedu sisi belahan Diandra dan meremasnya. Membuat gadis itu mengatupkan kedua bibirnya sembari membekap mulutnya dengan punggung tengannya saat itu. Dengusan Diandra makin membuat Gerry ingin lebih di sana. Sampai Gerry melihat ada bayangan oarng yang datang berjalan menuju ke tempat itu. Seketika itu pula Gerry segera melepas Diandra dari pangkuannya.
"Duduklah di sofa," ucap Gerry kemudian. Diandra pun segera mengerti dan melkukn apa yang lelaki itu inginkan. Dan sesaat kemudian terdengar suara ketukan dari luar pintu tempat Diandra dan Gery berada.
"Tok, tok, tok, Pak, saya boleh masuk?" ucap seseorang di sana.
"Masuk," ucap Gery kemudian yang lalu membuat seseorang itu mendorong pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan Gery saat itu. Diandra yang melihat ada yang datang pun segera berpamitan untuk undur diri.
"Ada apa?" tanya Gery yang nampak sedikit kesal pada karyawan itu.
"Ini ada proyek yang harus Pak Gery tinjau tempatnya," ucap lelaki itu pada Gery sembari menyodorkan berkas ke arah depan meja lelaki itu.
"Baiklah kalau begitu, aku mengerti," balas Gery kemudian. Dan detik itu juga Gerry mendapatkan ide untuk mengajak Diandra menuju ke tempat yang dimaksud.
"Diandra! cepat kamu jadwalkan saya menuju ke tempat ini dan saya akan membutuhkan bantuan kamu di sana nanti. Apa kamu mengerti?" ucap Gerry kemudian pada Diandra dan gadis pun hanya bisa melaksanakan apa yang Bosnya itu perintahkan.
"Baik Pak, akan saya buat jadwalnya sekarang," balas Diandra yang lalu meminta izin untuk pergi dari tempat tersebut. Diandra pun segera keluar dari ruangan itu.
"Apa kamu ada keperluan lain?" tanya Gerry pada orang yang saat itu telah berdiri di depannya.
"Oh ya Pak, ini ada anggota baru di divisi ini, pimpinan yang mengaturnya masuk di divisi ini, dan pimpinan juga yang meminta agar orang ini besok juga ikut serta." Ucap orang tersebut yang memberikan berkas pada Gery untuk di lihatnya. Lelaki itu pun lalu menerimanya.
"Oke, baiklah, akan aku lihat datanya nanti," ucap Gery kemudian.
"Apa ada yang lain?" tanya Gery lagi.
"Tidak Pak, saya juga pamit dulu kalau begitu," ucap orang tersebut yang lalu pergi meninggalkan tempat ruangan Gerry itu setelah mendapat anggukan persetujuan dari Gary. Dan setelah Diandra baru saja duduk di kursinya kembali ia segera mendapatkan pesan masuk di ponselnya saat itu, Diandra pun segera mengambil ponselnya dan menatap pada layar ponsel tersebut jika saat itu yang tengah mengiriminya pesan adalah Gerry.
"Nanti di sana tulis dua kamar untuk kamu dan aku tapi yang harus kamu lakukan adalah hanya memesan satu kamar saja di hotel tempat kita berkunjung nanti. Apa kamu mengerti?" ucap Gerry pada pesan yang baru saja Diandra buka dan Gadis itu baca. Dan seketika itu pula tampak senyum cerah di ujung bibir Diandra saat itu, Gadis itu pun mulai mengetik dan akan memberi jawaban pada pesan yang baru saja ia baca tadi, namun sebelum ia mengirim balasan sudah masuk kembali pesan dari orang yang sama.
"Jangan lupa nanti setelah pulang dari kantor kita bertemu di tempat yang sama, Aku akan menunggumu di sana," ucap Gerry pada pesannya itu dan lagi-lagi Gadis itu pun tersenyum senang ketika membaca pesan dari sang kekasih.
"Baiklah, aku mengerti," ucap pesan balasan Diandra kemudian. Ia tidak tahu harus berkata apa pada pesan balasannya itu. Dan saat itu di tempat Gery, tatapannya tertuju pada sebuah map dengan data diri lengkap di dalamnya saat itu, Gary belum membuka map tersebut meskipun ia sangat penasaran dengan data diri siapa orang yang ada di dalamnya, Gary merasa jika kedudukannya di sana sedikit terancam oleh pemilik data diri orang yang ada di dalam map tersebut karena sudah berhasil mengambil hati pimpinan perusahaan di anak cabang tersebut.
"Siapa kamu sebenarnya?" ucap dalam hati Gery, dan Gerry kemudian membuka map tersebut, ia begitu terkejut ketika melihat foto orang yang ada di dalamnya meskipun ia belum membaca nama orang tersebut namun Gerry langsung bisa mengenali siapa orang itu.
"Reyga?!" ucap dalam hati Gerry saat itu dengan menampakkan ekspresi wajah yang begitu terkejut ketika melihat siapa pemilik data diri di dalam map yang baru saja Gerry bukan saat itu.
"Apa ini sebuah kebetulan atau sengaja? atau Clarisa memang mengirim Rey untuk memata-mataiku di sini? tapi untuk apa? bukankah Rey menyukai Clarissa atau memang Rey sengaja datang ke tempat ini untuk membalas dendam padaku karena aku sudah mengambil Clarissa dari sisinya?" ucap Gerry dalam hatinya yang bertanya-tanya saat itu.
"Terserah apa motif Rey datang ke perusahaan ini tapi yang pasti aku tidak akan pernah melepaskan Clarissa, tidak akan! meskipun aku di sini mendapatkan mainan baru," ucap dalam hati Gerry saat itu sembari menutup kembali map yang ada di atas meja depannya saat itu Gary tidak membaca keseluruhan data diri orang yang ada di sana karena Gary jelas tahu persis siapa Rey itu.
"Ketua ingin aku mengajak Rey besok untuk meninjau tempat pembuatan iklan? tentu saja aku tidak akan mengajaknya, dia saat ini termasuk karyawan baru di bawah pimpinan aku meskipun ketua merekomendasikannya tetapi tetap saja aku yang lebih berhak mengatur para karyawan di divisi yang aku ketuai," ucap Gery lagi dengan gerutunya. Entah mengapa Gary merasa kesal dengan keberadaan Rey di perusahaan itu.
Hingga waktu berjalan dengan cepat, tepat pukul tiga sore ketika semua karyawan di perusahaan itu pulang. Dan tinggal lah Gary yang ada di perusahaan tersebut. Lelaki itu masih sibuk dengan pekerjaannya saat itu.
"Tok, tok, tok," terdengar suara ketokan dari luar pintu ruangan Gary.
"Masuk," ucap lelaki itu kemudian dan terlihat di sana Diandra sudah membawakan secangkir kopi untuk kekasihnya itu.
"Kamu masih belum pulang? aku kan tadi sudah bilang pada kamu untuk kamu agar menunggu di tempat biasa, kenapa kamu malah berada di sini?" ucap Gerry yang tampak tidak senang yang ia luapkan pada Diandra.
"Maaf, aku melihatmu tampak kesal, jadi aku ingin menemanimu sebentar," balas Diandra kemudian.
"Diam! kenapa kamu membantah!" sahut Gary lagi dengan amarah.