Bab 14 Waktunya bersenang-senang.

1008 Kata
Gadis itu segera tertunduk ketika mendapatkan amarah dari Gerry barusan setelah meletakkan cangkir kopi di depan meja Gary berada Gadis itu pun hanya bisa diam saja di tempatnya. Gerry yang melihat Diandra terdiam dengan wajah yang menunduk segera tahu jika Gadis itu tengah bersedih karena ucapannya. "Sayang maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud untuk membuatmu bersedih, Aku hanya tidak ingin kamu ikut lembur bersamaku jadi lebih baik kamu tinggalkan kantor sekarang juga. Aku akan menyusulmu jika suasana hatiku sudah lebih baik," ucap Gerry Kemudian pada Diandra dan Gadis itu hanya bisa mengganggukinya. "Ya sudah kalau begitu, aku tinggal dulu pulang ke tempat kita janjian," ucap Diandra kemudian. Gerry pun hanya bisa menggangguk sembari memaksakan senyumannya di hadapan Diandra dan lelaki itu segera melihat Diandra pergi meninggalkan ruangannya. "Akh, sial! gara-gara seorang Reyga saja bisa membuat hatiku merasa tidak tenang," balas Gerry dalam hatinya. Hingga terdengar panggilan telepon yang berdering dari ponselnya, Gary pun segera melihat siapa orang yang tengah menghubunginya saat itu sampai akhirnya Gary memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut. "Halo sayang apa kabar?" ucap Gary ketika ia menerima panggilan dari Calista. "Halo Sayang kenapa kamu beberapa hari ini tidak mengangkat panggilan aku Apa kamu tidak merindukanku?" ucap Calista pada suaminya. "Kalau soal rindu jangan ditanya sayang jelas aku sangat merindukanmu maaf karena beberapa hari ini aku terlalu sibuk dan disibukkan oleh pekerjaan kantor yang baru saja aku kerjakan, butuh banyak penyesuaian selama aku di sini dan aku jarang melihat ponsel jadi maafkan aku ya jika ada panggilan kamu yang terlewati dan maafkan aku juga jika aku jarang menghubungimu akhir-akhir ini," ucap Gerry lagi pada istrinya. "Iya aku juga tahu kalau kamu sedang sibuk iya meskipun Kalau kamu tidak ada waktu untuk mengabari aku paling tidak kamu bisa menjaga kesehatan kamu jangan sampai kamu sakit, mengerti?" ucap Calista kemudian yang berusaha untuk bisa mengerti suaminya. karena hanya itu yang Calista bisa, mengingat jarak dirinya dan juga Gerry sangatlah jauh meskipun Calista cuti ataupun libur kerja namun Gary tidak bisa mengepaskan waktu cuti dan libur kerjanya. "Iya Sayang kalau soal itu kamu tidak perlu khawatir aku pasti akan menjaga kesehatan dan tidak lupa makan begitu kan? dan sebaliknya kamu juga harus menjaga kesehatan dan jangan lupa makan, mengerti?" ucap Gery kemudian yang akhirnya keduanya pun kemudian berbincang-bincang banyak sampai akhirnya keduanya memutuskan untuk mengakhiri panggilan teleponnya tersebut. "Akhirnya selesai juga semuanya aku bisa kembali ke apartemen," ucap Gerry sembari menata beberapa berkas yang ada di atas meja depannya kemudian dia teringat tentang janjinya pada Diandra jika Ia akan menemui Gadis itu di tempat kemarin. "Oh aku ada janji rupanya hari ini. Baiklah aku akan bersenang-senang dengan Diandra dan melepaskan semua penatku," ucap Gerry kemudian yang baru mengingat janjinya dengan gadis itu. Gary pun segera bergegas meninggalkan ruang kantor dan juga tempat kerjanya itu. Gerry bergegas menuju ke area parkir perusahaannya Ia segera melajukan mobilnya menuju ke arah hotel yang sudah menjadi kesepakatanmya dengan Diandra ketika keduanya janjian saat itu. Hingga beberapa saat mobil itu melaju sampailah akhirnya di area parkir hotel yang dituju, setelah memarkirkan mobilnya, Gary keluar dari dalam mobil, ia lalu berjalan menuju ke arah lift yang akan membawanya menuju ke lantai kamar yang iya tuju, untuk beberapa saat setelah lift itu naik, hingga tampak pintu lift tersebut terbuka, Gary segera keluar dari dalam lift tersebut dan berjalan menuju ke arah pintu kamarnya lalu lelaki itu kemudian mengetuk beberapa kali pintu kamar tersebut dan untuk beberapa saat akhirnya pintu kamar itu pun terbuka. Diandra segera membuka pintu kamar hotel tersebut, tampak di depan kedua mata Garu gadis itu menyunggingkan senyuman ketika melihatnya, Gary merasa kedua matanya langsung terhibur ketika ia melihat tubuh wanita yang ada di depannya sudah terbalut pakaian handuk dengan rambut yang masih basah, tanda Diandra baru menyelesaikan aktivitas mandinya di sana. "Sayang..." ucap Gerry sembari berhambur menuju ke arah Diandra, lelaki itu kemudian masuk ke dalam ruang kamar kemudian memeluk tubuh gadis itu. "Jadi kamu benar-benar sudah menyewa tempat ini? Kamu menyewanya setiap hari?" ucap tanya Diandra pada sang kekasih di sela-sela pelukannya. "Benar sekali, aku menyewanya atas mamamu dan juga namaku, jadi ruang kamar hotel ini khusus hanya untuk kita saja. Kenapa? apa itu membuatmu terkejut?" ucap Gery saat itu sembari melepas pelukannya kemudian menatap ke arah wajah Diandra. "Tentu saja aku terkejut ketika aku berada di lobby hotel tadi dan menanyakan kamar ini ternyata kamar ini sudah di pesan khusus untuk nama Gerry dan Diandra. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa? bagaimana bisa kamu menyewa kamar ini setiap harinya?" ucap Diandra yang penasaran namun bukannya Gerry menjawab pertanyaan Gadis itu lelaki itu malah menunduk dan mengecup Bibir Diandra, keduanya saling berciuman sampai akhirnya ciuman itu berubah menjadi pagutan dan pagutan itu berubah menjadi kuluman yang membuat Gary segera menutup pintu kamarnya rapat-rapat, Gary lalu mendorong tubuh gadis itu berjalan mundur perlahan mengikuti irama langkah kakinya di saat itu pula Gari melepas jas yang dikenakannya tanpa menjeda ciumannya dengan gadis itu, begitu juga dengan Diandra yang berusaha mencoba membantu Gary untuk melepas jas serta kancing kemeja yang lelaki itu pakai hingga pakaian lelaki itu terlepas satu persatu dari tubuhnya dan hanya tinggal celananya saja. "Apa kamu tidak mau mandi dulu?" bisik Diandra di sela-sela pagutannya, dengan kedua telapak tangan yang sudah menyusuri kulit lembut bagian depan tubuh Gary yang sudah tanpa benang penutup. "Aku tidak ingin melewatkan perasaan ini sayang, mungkin jika aku harus mandi dulu, pasti geloranya tidak akan se intim ini," bisik Gary pada sang kekasih. Hingga keduanya larut dalam kelembutan, usapan dan buaian yang memabukkan. Sampai terdengar suara pintu kamar itu yang di ketuk dari luar. Gary segera menyudahi aktivitasnya untuk sesaat. Begitu juga Diandra. Tampak lelaki itu menatap ke arah wajah gadis itu. "Siapa yang mengganggu kita?" ucap Gary kemudian. "Mungkin petugas hotel, aku tadi memesan makanan untuk makan malam kita, biar aku lihat," ucap Diandra kemudian yang berusaha mendorong tubuh Gary dan berjalan meninggalkan lelaki itu di sana. Gary pun hanya bisa membanting tubuhnya di atas pembaringan karena ia merasa kesal dengan apa yang ia rasakan karena ia tidak mau ada yang mengganggu aktivitasnya ketika di atas ranjang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN