Bab 12 Memberimu hukuman.

1043 Kata
Setelah berganti pakaian Diandra pun segera keluar dari kamar hotel tersebut dan Gadis itu segera bergegas menuju ke arah butik yang tidak jauh dari kantornya, setelah Ia turun dari taksi yang membawanya dari hotel dan menuju ke tempat Ia bekerja. Diandra setelah berlari menuju ke arah butik yang ada di seberang jalan. "Brak!" tanpa sengaja Diandra menabrak seseorang di sana membuat semua yang ia bawa saat itu jatuh berserakan di tanah, berantakan. "Astaga!" teriak Diandra saat itu yang ingin marah dan dia tidak langsung membelakakan kedua matanya ketika ia menatap lelaki yang tidak asing menurutnya. Dan lelaki itu pun segera mengenali Diandra, meskipun gadis itu tidak mengenalinya. Di sela terpakunya Diandra di tempatnya saat itu karena menatap lelaki tampan di depannya membuat lelaki bernama Rey itu pun segera membantu Diandra untuk mengumpulkan berkas yang ada di bawah saat itu yang tengah berserakan dan Rey tanpa sengaja melihat kartu anggota Diandra jika Gadis itu ternyata bekerja di perusahaan yang akan menjadi tempatnya bekerja. Rey tidak tahu jika Gadis itu menjadi selingkuhan suami Calista. "Maaf, apa kita pernah bertemu?" tanya Diandra kemudian, namun lelaki itu tidak menjawabnya, Rey malah meminta maaf karena tanpa sengaja sudah menabraknya. "Maaf, saya tidak sengaja," ucap Rey kemudian yang lalu memberikan berkas di tangannya yang baru saja ia kumpulkan tadi untuk Diandra. "Akh, iya, iya tidak apa-apa kok, kamu..." ucap Diandra yang tertahan karena saat itu Rey segera mengangkat panggilan teleponnya yang sedari tadi terus berdering. Rey tidak menghiraukan gadis yang ada di hadapannya saat itu, ia lebih memprioritaskan panggilan masuk dari nomor luar Negeri yang saat itu tengah menghubunginya. "Iya halo, ini siapa?" tanya Rey saat itu. "Ini Calista Rey, kamu akan mengakhiri panggilan ini?" ucap Gadis itu kemudian yang membuat Rey segera meninggalkan tempatnya saat itu, meninggalkan Diandra sendirian di sana Diandra pun hanya bisa melihat kepergian lelaki yang tadi menabraknya. Dan ketika Diandra akan masuk ke dalam butik yang ada di depannya saat itu ia bertemu dengan salah satu teman kantornya dan membuat Gadis itu tidak bisa masuk ke dalam butik karena teman Diandra langsung mengajak Gadis itu untuk kembali ke kantor. "Calista, Kenapa kamu mendapatkan nomor aku? kamu tahu nomor aku dari mana?" tanya Rey saat itu pada Calista. "Semua itu tidak penting Rey, aku mendapatkan nomor kamu dari siapa, yang lebih penting sekarang aku butuh bantuan kamu Rey, aku sangat membutuhkan bantuan kamu tolong bantu aku," ucap Gadis itu dengan rengekannya dan sesekali Rey mendengar isakan tangis Calista yang membuat hatinya tidak tega meski saat itu ia tahu jika gadis yang ia sukai itu tengah menghubunginya bukan karena ia ingin tahu kabarnya tapi Gadis itu pasti membutuhkan bantuan Rey. Tapi Rey tidak punya pilihan lain selain membantu Calista karena lelaki itu tidak mau gadis yang ia sukai menderita apalagi tersiksa. "Iya Calista aku mengerti jadi sekarang kamu butuh bantuan apa dariku?" ucap pre kemudian yang langsung pada intinya karena ia karena ia tidak mau lebih lama mendengar isakan tangis Calista di sana sedangkan dirinya tidak bisa untuk menghibur gadis itu. "Rey terima kasih banyak jika kamu sudah mau membantu aku, aku tahu kamu akan bekerja di perusahaan tempat suami aku bekerja kan? aku minta bantuan kamu, tolong lihat dia Apakah dia baik-baik saja di sana sudah seharian dia mengabaikan panggilan telepon aku bahkan pesan akupun hanya di balasnya dengan singkat, dia bilang jika Ia masih sibuk di kantor tapi aku merasa jika dia ada sesuatu," ucap Calista saat itu pada Rey, dan lelaki itu pun segera mengiyakan apa yang Calista inginkan. "Oke kalau begitu aku mengerti, iya aku besok sudah mulai masuk kerja jadi kamu bisa tenang, aku juga berada satu divisi dengannya jadi aku akan mengawasinya kamu tenang saja dan jaga kesehatan di sana," ucap Rey saat itu pada Calista dan keduanya sepakat untuk menyudahi panggilan telepon tersebut barulah saat itu Rey teringat akan gadis yang tadi ia tabrak jika Gadis itu pernah Ia temui sebelumnya. "Sepertinya aku pernah bertemu dengan gadis tadi, tapi di mana?" ucap Rey sembari mengingat-ingat wajah Diandra. Kemudian lelaki itu langsung tersentak kaget, Rey begitu terkejut akan wajah Diandra. Gadis itu adalah gadis pertama yang tidur dengannya dan Rey tahu karena saat itu tidak sedang mabuk. "Jadi Gadis itu adalah rekan kerja aku sendiri? tapi apakah dia mengenaliku juga? sepertinya tidak! dia sedang mabuk berat saat itu," ucap Rey saat itu yang mencoba menenangkan dirinya sendiri kemudian Rey pun mencari keberadaan Diandra tapi ia tidak menemukan Gadis itu di manapun tempat karena memang saat itu Diandra sudah berada di kantornya kembali. "Diandra, apa aku salah lihat? kamu memakai pakaian yang kemarin ketu Divisi berikan bukan? kamu tidak pulang semalam?" ucap salah seorang teman Diandra yang melihat dengan jelas apa yang Diandra kenakan saat itu tidak berubah. "Akh, aku mabuk semalam, dan aku... tidak ingat, aku bangun di sebuah kamar penginapan." Ucap bohong Diandra saat itu. Meski nyatanya ia jelas mengingat bahwa kemarin Ia juga tengah menjalin hubungan dengan Ketua divisi namun secara diam-diam. "Ah sudahlah kalian semua Ini kebanyakan gosip Ayo kita mulai bekerja," ucap Diandra kemudian hingga tepat waktu untuk makan siang saat itu. Diandra mendapatkan pesan ketika ia akan ikut bersama teman-temannya menuju kantin kantor. "Aku tunggu di ruanganku sekarang." Ucap Gerry pada pesan singkat yang ia kirim untuk Diandra. "Tapi, akh sudahlah," ucap Diandra dalam hatinya yang lalu bilang pada teman-temannya jika Ia nanti akan menyusul ke kantin. Diandra pun segera berjalan menuju ke arah ruang kerja Gery saat itu. "Tok, tok, tok," Diandra mengetuk pintu ruang kantor Gerry beberapa kali barulah gadis itu membuka pintu yang ada di depannya kemudian Gadis itu masuk ke dalam begitu saja. Gary segera memberi isyarat pada Diandra untuk menutup tirai kaca jendela yang tembus pandang yang menjadi penyekat antara ruang kantornya dan juga ruangan yang Diandra dan beberapa rekan kerja gadis itu tempati. "Pak Gery memnggil aku?" ucap Diandra kemudian yang nampak sedikit masih malu-malu. Lelaki itu pun segera memberi isyarat dengan ujung jari telunjuknya agar Diandra mendekat ke arahnya dan Gadis itu pun dengan patuh berjalan mendekat menuju ke arah Gery duduk dan setelah tinggal satu langkah lagi, Gerry langsung meraih tangan Diandra dan menariknya membuat Gadis itu langsung terjatuh dan duduk tepat di atas pangkuan Gery tepat. "Apa yang mau Pak Gery lakukan? ini di kantor Pak," ucap Diandra yang nampak was-was. "Memberimu hukuman." Sahut Gery kemudian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN