46 - May - Princess Garel

1218 Kata
    Mendengar ucapanku, Sean hanya bisa pasrah dan meninggalkan tempatnya. Para wartawan langsung menyerbu saat melihat Sean pergi. Aku menatap para pengawal dengan tajam. “Usir semua wartawan ini dari aula! Tidak ada yang boleh masuk lagi selain anggota kerajaan!” perintahku cepat.     Para pengawal langsung menggiring kerumunan wartawan untuk mundur dan keluar dari aula istana. Mereka berteriak protes tapi aku langsung berbalik badan dan meninggalkan tempat itu. Aku tidak peduli paman atau putri Garel yang masih berdiri di sana.     “Xu Qiang!” putri Garel memanggilku lagi.     Aku langsung berhenti dan menoleh tajam padanya, “Jangan berani-beraninya kau memanggilku lagi seperti itu.”     Putri Garel terkejut mendengarku berkata demikian. Paman Yu juga terkejut dan ia cepat-cepat menjawab sebelum putri Garel tersinggung. “Ah, maksud Xu Qiang tidak seperti itu. Dia hanya malu saja karena mendapat salam 'istimewa' dari anda,” ucapnya cepat. Putri Garel langsung mengangguk-angguk mengerti dan wajahnya merona malu.     “Salam 'istimewa'? Maksudmu salam tidak beretika seperti itu?” balasku masih tetap memandangnya tajam. Lagi-lagi putri Garel terkejut.     “Aku tidak peduli kau akan tersinggung saat mendengar aku mengatakan hal ini. Kurasa kau sepertinya tidak dididik dengan baik dalam hal beretika. Apa seorang putri boleh seenaknya berlari dan mencium orang yang baru saja dikenalnya? Apalagi di depan wartawan sebanyak itu. Entahlah kalau kau memang ingin membuat skandal. Tapi, jangan libatkan aku! Aku tidak melakukan hal memalukan seperti itu di depan umum!” tegasku lagi padanya. Paman Yu benar-benar terkejut mendengarnya dan ia sepertinya hendak meminta maaf atas ucapanku. Tapi, aku langsung memandangnya tajam.     “Tidak perlu meminta maaf atas apa yang kuucapkan, paman. Sudah kukatakan aku memang tidak peduli dia akan tersinggung atau tidak dengan ucapanku. Dan paman tidak perlu lagi mencampuri urusanku! Aku yang akan memegang kendali sekarang. Ingat kata-kataku tadi pagi karena kau tahu aku tidak akan segan-segan melakukannya.” aku memberikan tatapan mengancam pada paman Yu.     Paman Yu akhirnya cuma bisa menghela napas dan tahu jika aku memang tidak main-main dengan ucapanku barusan. Jika sekali lagi dia membuat keputusan tanpa sepengetahuanku, aku pasti akan langsung mengeluarkannya dari istana.     Putri Garel memandangku dengan raut wajah yang hampir menangis, “Maafkan aku... kau pasti marah karena aku mempermalukanmu. Tapi, aku hanya sangat senang saat melihatmu dan secara tidak sadar aku langsung berlari menciummu seperti itu... seharusnya tidak apa-apa karena kita juga sudah bertunangan...” ucapnya pelan. Tapi, tidak ada rasa iba sama sekali di hatiku.     “Secara hukum memang kita bertunangan. Tapi, apa kau tahu jika perjanjian pertunangan itu dilakukan oleh pamanku dan tanpa sepengetahuanku? Jujur saja, aku tidak ingin bertunangan denganmu walaupun kedua negara bisa berdamai. Aku lebih baik mencari jalan lain untuk mendamaikan peperangan ini daripada harus bertunangan denganmu. Dan asal kau tahu, aku sendiri tidak ingat sedikitpun jika aku pernah membuat janji untuk menikah denganmu karena aku tidak punya perasaan apapun padamu!” aku tanpa basa-basi langsung mengutarakan semuanya pada putri Garel yang terlihat sangat syok mendengarnya.     Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung berbalik dan pergi meninggalkan mereka. Aku benar-benar marah sehingga tidak peduli lagi dengan resiko jika putri itu mengadu pada negaranya.                                                                                         ***     Aku tahu jika paman membiarkan putri Garel untuk tinggal di China selama beberapa hari sebagai tamu. Aku bahkan tidak berniat untuk menemuinya sama sekali. Hingga akhirnya di suatu malam saat aku sedang membaca beberapa laporan, terdengar ketukan pintu pelan. Aku menoleh karena tidak ada siapapun di dalam ruang kerjaku. Sean sedang sibuk mengurus hal lainnya dan kupikir mungkin Sean yang kembali setelah menyelesaikan pekerjaannya.     “Masuk,” jawabku sambil kembali fokus pada laporanku.     Saat pintu terbuka, tidak kusangka-sangka jika putri Garel yang datang menemuiku. Raut wajahku langsung masam saat melihatnya. Aku memang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaanku padanya. Bagaimana bisa seorang putri bersikap kekanak-kanakkan sepertinya???     “Mau apa kau kemari?” tanyaku kasar.     Tapi, aku cukup heran karena kali ini putri Garel tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menangis lagi. Ia malah terlihat sedang mencibirku.     “Aku tahu kau memang kasar padaku. Dan aku juga tahu jika penyebabnya adalah wanita Jepang itu,” ucapnya tiba-tiba.     Aku terkejut mendengarnya. Darimana dia bisa tahu mengenai Tomoka??? Aku langsung fokus mendengarkan apa yang hendak dikatakannya karena dari sikapnya sepertinya putri Garel hendak membuat ancaman untukku.     “Apa maksudmu?” tanyaku dengan tenang.     “Kau tahu maksudku apa. Aku sudah mendengar semuanya dari paman Yu. Kau memiliki hubungan rahasia dengan penerjemah Jepang itu. Karena itu kau menolakku,” jawabnya dengan wajah angkuh dan ia langsung duduk di depanku tanpa kupersilahkan.     Ah, lagi-lagi si tua itu tidak bisa menjaga mulutnya! Kenapa dia selalu mempersulitku???     Aku hanya memandang putri Garel dan berusaha untuk tenang, “Apa maumu?”     “Sederhana. Hanya cukup perhatikan aku dan perlakukan aku dengan baik karena aku bisa menjamin jika aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakan wanita itu,” jawabnya dengan percaya diri.     Aku langsung mendengus hendak tertawa mendengarnya, “Memangnya kau pikir perasaan seseorang itu mudah berubah hanya karena aku bersikap baik padamu? Kau tidak pernah tahu, tuan putri. Setiap kenangan yang pernah kulalui dengannya lebih berharga dibandingkan dengan kenangan masa kecil yang bahkan tidak pernah melekat di kepalaku! Aku bahkan meragukan ingatanmu tentang janji itu karena kau sepertinya sangat suka berbual dan mungkin tanpa sadar kau berimajinasi tentang diriku. Sayangnya aku bahkan tidak tertarik pada hal itu. Kuharap kau bisa membedakan khayalan dan kehidupan nyata,” aku mendengus ke arahnya.     “Aku tidak berimajinasi! Aku bahkan masih menyimpan cincin darimu!” balasnya cepat. Aku menaikkan alis memandangnya. “Cincin? Nah, nampaknya kau memang berimajinasi karena aku tidak pernah membawa cincin kemana-mana saat kecil. Apalagi memberikannya pada anak perempuan,” aku mendengus sekali lagi ke arahnya dan mencibir ingatannya.     Putri Garel terdiam seakan ia terkejut mendengar kata-kataku barusan. Entah karena ucapanku yang ketus atau karena ia sedang meragukan ingatannya sendiri. “Tidak! Aku ingat dengan jelas! Akan kubuktikan kalau aku tidak salah! Akan kubuat kau ingat dengan kejadian itu lagi!” putri Garel memberengut dan ia berdiri dengan kesal. Diangkatnya gaunnya untuk memudahkannya berjalan dan ia langsung mendengus hendak keluar dari ruanganku.     Namun, sedetik kemudian ia berhenti di depan pintu dan menoleh ke arahku sambil menyeringai, “Dan jika kau masih terus menolakku seperti ini, aku tidak menjamin jika wanitamu akan baik-baik saja.” “Apa maksudmu???” aku membelalak ke arahnya karena tidak menyangka jika sifat kekanak-kanakkan dari putri Garel membuatnya menjadi wanita yang menyeramkan.     “Kau tahu maksudku apa. Jika aku tidak bisa mendapatkanmu, maka dia juga tidak akan bisa mendapatkanmu,” putri Garel mendengus dan ia kemudian berbalik pergi begitu saja meninggalkanku yang geram mendengarnya.     Aku tidak tahu apa yang hendak dilakukan putri itu pada Tomoka. Tapi, kuharap semuanya akan baik-baik saja.     Sialnya, keesokan paginya muncul isu mengenai hubunganku dengan Tomoka yang sudah disebar luar di masyarakat. Aku tidak tahu kapan Garel melakukan hal ini tapi aku benar-benar dibuat pusing olehnya. Aku sudah menyuruh Sean untuk mencari tahu bagaimana keadaan di luar.     “Wartawan mulai sibuk mencari tahu keberadaan Tomoka, tuan. Bahkan beberapa di antara mereka mulai mencari tahu mengenai dinas anda di Jepang dan apa saja yang terjadi di sana,” lapor Sean. Aku langsung berdecak sambil mengepalkan tangan dengan kesal. Para wartawan itu cepat sekali bertindak. “Mereka juga mulai mencari tahu latar belakang Tomoka, tuan.” tambah Sean.     Oh, tidak... semoga saja hanya itu yang terjadi. Berita mungkin tidak akan terlalu menyakiti Tomoka. Sayangnya, aku sepertinya tidak tahu apa yang akan terjadi hanya karena sebuah isu...  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN