8. Group Chat

882 Kata
Seperti biasa, Kirei harus turun di depan gang mau masuk ke sekolah mereka dari mobil Kenny. Seperti biasa juga, Kirei akan menunggu Aletta sampai datang lalu berjalan ke kelas bersama. Mereka kini sudah berkumpul di kelas mereka tanpa Chelsea. "Chelsea kenapa sih enggak masuk?" tanya Kirei pada Aletta dan Vanilla. "Kurang tahu juga, enggak biasanya dia kayak begini. Ya enggak, Let?" Vanilla menyenggol lengan Aletta yang melamun. "Eh iya-iya." jawab Aletta cengar-cengir tidak jelas. Kirei sempat mengikuti arah pandang Aletta tadi meski hanya sebentar. "Lo suka sama Rangga, Let?" tanya Kirei membuat Vanilla dan Aletta menengok ke arah Kirei. "Hah? Enggak kok, Rei. Apaan sih?" Aletta menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa hambar. "Enggak usah bohong, Let. Mata lo enggak bisa bohong." Telak Vanilla membuat Aletta terdiam. "Gue bisa apa? Cuma bisa mendam doang." ucap Aletta sambil menyandarkan diri pada tembok di sebelah kirinya. "Siapa tahu Rangga juga suka sama lo, Let. Kemarin kan dia mengantar lo pulang." Vanilla menyemangati sahabatnya itu. "Sudahlah, enggak usah dibahas."  Vanilla dan Kirei hanya bisa mengikuti kemauan Aletta untuk tidak membahasnya lagi. Apalagi itu urusan pribadi Aletta. *** "Kantin yuk, Let." Aletta menengokkan kepalanya ke arah Rangga yang mengajaknya ke kantin. "Lo ngajak gue, Ga?" tanya Aletta sembari menunjuk dirinya sendiri menggunakan bolpoin. "Iyalah, yang di samping gue kan lo." jawab Rangga diiringi senyumannya. "Cie... Ceritanya ada yang PDKT nih." goda Vanilla menengok ke belakang. "Apaan sih." elak Aletta menyembunyikan kesaltingannya. "Ke kantin yuk, Van." ajak Nathan yang baru saja duduk di kursi Chelsea. "Cie... Yang PDKT." goda Aletta balik membuat Vanilla membulatkan matanya. "Yuk Let, ke kantin." Rangga langsung menarik Aletta menuju kantin meninggalkan mereka berdua. Vanilla masih salting karena kejadian kemarin waktu gempa di taman sekolah. "Ini cincin yang lo cari kemarin." Nathan memberikan cincin milik Vanilla yang terjatuh. "Eh... Kok ketemu sih?" Vanilla memakai cincinnya lagi. "Kemarin pas gue mau pulang lihat ini di antara semak-semak begitu." jelas Nathan membuat Vanilla manggut-manggut. "Makasih ya, padahal gue sudah ikhlas kalau cincin ini hilang." ucap Vanilla manis. "Iya, Van." "Hehehe..." cengir Vanilla kikuk harus bagaimana sekarang. "Ayo ke kantin. Keburu bel masuk." Nathan menarik tangan Vanilla pelan. Vanilla shock ketika Nathan memegang pergelangan tangannya. Jantung gue kenapa deg-degan begini ya? Tanya Vanilla dalam hati, wajahnya kini sudah senyum-senyum sendiri. "Apa ini yang dinamakan kasmaran?" tambah Vanilla dalam hati. *** Kirei memandang kedua sahabatnya sudah pergi ke kantin bersama Rangga dan Nathan. Gama sendiri sudah meluncur ke kelas Zeline dari tadi sesudah mendapat izin dari Nathan. "Awas, gue mau ke kantin." Kenny berdiri akan lewat. "Biasa saja kali ngomongnya." Kirei berdiri lalu mendahului Kenny yang ingin ke kantin. Kirei pun berjalan menuju kantin, perutnya pun sudah terasa perih. "Baca pesan gue." Kirei menengokkan kepalanya ke samping. Matanya mendapati Kenny yang terus menatap ke depan tanpa menengok ke arahnya. Kenny langsung mendahului Kirei menuju kantin. "Apaan sih? Memang dia kirim apaan?" Kirei mengerutkan keningnya tak mengerti. Kirei langsung merogoh saku roknya, mengambil benda pipih berwarna putih. "Barusan? Kenapa enggak ngomong langsung saja coba?" tanya Kirei tak mengerti akan pemikiran Kenny. Kirei langsung membuka pesan singkat dari Kenny. From My Enemy. "Nanti siang kata Ayah kita foto prewedding. Tunggu di tempat biasa." Ya, seperti itulah isi pesan singkat dari seorang Kenny. "Foto prewedding? Coba gue nikahnya sama cowok yang gue sayang dan sayang sama gue. Rela gue nikah muda." gumam Kirei sepelan mungkin. Bahkan hanya dirinya yang bisa mendengar. *** Kenny memandang kedua sahabatnya itu dengan tatapan aneh. Rangga sedang asik menggombal pada Aletta. Sedangkan Nathan hanya curi-curi padang pada Vanilla. Gama sendiri berada di meja yang berbeda dengan Zeline. "Pulang dijemput ya, Van?" tanya Nathan di dekat Vanilla. "Memang kenapa?" "Kalau enggak dijemput, boleh dong gue mengantar lo." Vanilla salah tingkah sendiri mendengar Nathan mau mengantarnya pulang. "Nanti pulang gue anter lagi ya, Let." kini ganti Rangga yang berbicara pada Aletta. "Enggak usah deh, takut merepotkan." tolak Aletta secara halus. "Enggak apa-apa, Let." ucap Rangga sembari menyelipkan anak rambut Aletta ke belakang telinga. "Eh Rei, baru datang saja ini." Aletta, Rangga dan Nathan mengikuti arah pandang Vanilla pada Kirei yang duduk di sebelah Kenny. Karena memang hanya tinggal itu yang kosong. "Kalian tega banget sih, meninggalkan gue sendirian." gerutu Kirei kesal. Drt... Drt... Drt...  Getaran yang sama pada ponsel Kirei, Vanilla dan Aletta mengalihkan fokus mereka bertiga. Ketiga gadis ini langsung mengambil ponselnya masing-masing lalu membuka notifikasi yang datangnya bersamaan. *** Chat via line group KAVC Chelsea : sorry, gue enggak masuk. Pulang sekul ke rumah ya semuanya. Ada yang mau gue bicarakan sama kalian. Aletta : kenapa lo enggak masuk, Chel? Vanilla : apa yang mau lo bicarakan, Chel? Aletta : iya apa? Chelsea : datang dulu saja ke rumah. Nanti juga tahu kok. Vanilla : lo jangan bikin kita bertiga penasaran dong. Aletta : rt. Kirei : kayaknya gue enggak bisa deh. Chelsea : kenapa, Rei? Kirei : gue ada acara sama family mendadak. Aletta : yah Kirei Rangga, Nathan memandang aneh kepada Vanilla dan Aletta juga Kirei yang sibuk dengan ponselnya. Bahkan ponsel mereka terus bergetar dalam waktu bersamaan. "Kalian ngapain sih?" tanya Rangga heran ke ketiga gadis yang satu meja dengannya. Aletta menengokkan kepalanya sejenak ke arah Rangga. "Enggak kok, hehehe..." cengir Aletta sebentar lalu memfokuskan perhatiannya lagi ke arah ponsel lagi. Nathan memandang ke Rangga seolah meminta penjelasan. Rangga hanya mengedikkan bahunya tak mengerti. Chat to group line KAVC. Vanilla : sebentar saja, Rei. Aletta : nah ya itu, bentar saja. Chelsea : iya penting ini. Masa enggak kepo sih lo, Rei. Vanilla : penting? Aletta : apa ya kira-kira? Kirei : gue minta izin bentar ya. Chelsea : iya sana minta izin. Chelsea : iya penting VaLet Aletta : semoga diizinkan ya, Rei. Vanilla : bareng gue saja nanti, Let. Aletta : ok Vanilla cantik. Vanilla : cie... Aletta mengakui kalau gue cantik. Chelsea : awas itu hidung ngapung, Chel. Vanilla : kalian mah. *** Next...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN