5. Direncanakan

853 Kata
"Lalu?" tanya Kenny memastikan setelah selesai membaca isi dalam map merah pemberian Mr. Tan. "Itu harus dilaksanakan dalam waktu yang sudah tertera." Mr. Tan mendesah tak rela untuk membicarakan hal ini pada Kenny. "Apa kalian gila, aku masih sekolah." Benar saja, sudah bisa dipastikan jika Kenny akan memberontak. "Kenny, jaga ucapan kamu." tegur Lucky dengan sorot mata tajam. "Ayah tidak bisa berbuat sesuatu, ini wasiat dari kedua Kakek kamu. Ayah hanya menyampaikan wasiatnya saja. Dan Ayah berharap kalau kamu mau menjalankan wasiat ini. Seandainya kamu tidak mau pun, Ayah akan memaksa. Ini semua demi kedamaian arwah kedua Kakek kamu, Kenny." jelas Mr. Tan panjang kali lebar. "Terserah Ayah, aku enggak mau memikirkan urusan ini." amarah Kenny memuncak mengetahui semua ini. "Aku permisi." karena tidak ingin lebih emosi, Kenny memilih meninggalkan kolam renang. "Nanti malam kita ke sana, Kenny!" teriak Mr. Tan memberi tahu. Kenny hanya diam tidak merespon sepatah kata pun. "Tenanglah, Ayah. Pasti Kenny akan melaksanakannya." Lucky mengusap-usap bahu Mr. Tan menenangkan. "Kenny itu beda jauh sama kamu, Lang. Kenny itu keras kepala." Mr. Tan melepaskan kacamatanya. "Ayah harus percaya pada Kenny." Lucky merangkul Mr. Tan, berusaha menenangkan lelaki tua yang sudah mendidiknya beserta kedua adiknya seorang diri dari usianya masih enam tahun. Kini usianya sudah dua puluh tahun. *** Kirei semakin heran, kenapa Jenny mendandaninya sedemikian cantik seperti seorang putri. "Mau ada apa sih, Ma?" tanya Kirei bingung. Jenny tersenyum melihat Kirei yang kebingungan. Kini tangan Jenny sudah membelai lembut puncak kepala Kirei. "Sudah, jangan banyak tanya. Sekarang turun yuk, tamu Papa sudah datang." Kirei hanya menuruti ajakan Jenny. Kirei berjalan di sebelah Jenny menuju ruang makan. Kenapa ruang makan? Bukannya ruang tamu? Apakah mereka tamu istimewa sehingga harus dijamu sedemikian rupa? "Maaf, kami terlambat." ucap Jenny ramah kepada seluruh tamunya. "Tidak masalah terlambat di rumah sendiri." sahut tamu dari keluarga Firyawan. Jenny dan Arif tertawa mendengar candaan dari tamunya. Jenny langsung duduk di dekat Arif disusul Kirei yang duduk di samping Jenny. Sedari tadi Kirei hanya menundukkan kepalanya malu. Kirei belum tahu apa maksud makan malam di rumah barunya saat ini. Ditambah dengan pakaian yang sangat formal hanya untuk sekedar makan malam biasa. "Ayo segera dinikmati hidangannya." ucap Jenny seramah mungkin. "Ayo, kita makan malam dulu." ajak Arif Fiansyah diiringi tawa renyahnya. Semuanya makan dengan khidmat. Kedua keluarga ini sangat tahu aturan, tidak akan mengeluarkan suara ketika makan. Itu sangatlah tidak sopan. Setelah acara makan malam selesai, Kirei diajak Jenny ke ruang keluarga. Sungguh demi apa pun, Kirei belum mendongakkan kepalanya sama sekali dari tadi. Menunduk dan menunduk yang dia lakukan. Kini kedua keluarga ini sudah duduk di ruang keluarga. "Baik, tidak akan berlama-lama atau bertele-tele. Saya pastikan bahwa keluarga ini sudah paham akan kedatangan keluarga kami ke sini." ucap tamu dari Arif. "Maksud kedatangan kami, saya akan meminang putri kalian untuk saya jadikan menantu di keluarga Tan. Untuk menjadi istri dari putra kedua saya, Kenny Adelard Tan." Kirei tersentak akan kalimat itu. Tubuhnya menegang seketika. "Dan saya harap putri kalian yang bernama Kireina Nabila Fiansyah menerima pinangan saya untuk putra saya, Kenny." Ya, siapa lagi yang berujar jika bukan Mr. Tan, ayah dari Kenny. Kenny maupun Kirei mendongakkan kepalanya. Pandangan mereka bertemu satu sama lain. Ternyata sedari tadi, Kenny juga belum mengetahui bahwa calon istrinya itu adalah Kirei. Gadis yang menabraknya dua kali pada hari ini. "Kami menerima pinangan dari Mr. Tan untuk putri kami, Kirei." Kirei semakin kaget mendengar jawaban dari Arif. "Papa." ucap Kirei lirih menengok ke arah Arif. Arif menggelengkan kepalanya pelan seolah-olah tidak menerima penolakan. Kirei mendesah pelan mendapati keputusan Arif. "Saya yakin, kalian sudah saling kenal. Saya dan Arif sudah mengatur semuanya." Kirei maupun Kenny semakin tidak mengerti dengan ucapan Mr. Tan. "Maksud Ayah?" tanya Kenny memberanikan diri. "Ayah dan Om Arif sudah merencanakan kepindahannya ke Jakarta untuk masalah tugas pekerjaan." Mr. Tan tersenyum mendengar decakan dari bibir Kenny. "Ayah juga yang sudah memasukkan Kirei ke sekolah kita. Bahkan sampai satu kelas dan duduk di sebelah kamu itu rencana Ayah. Ayah berharap supaya kalian bisa cepat akrab." jelas Mr. Tan membuat Kirei shock. "Bahkan malam ini adalah malam pertunangan kalian. Minggu depan hari pernikahan kalian." lanjut Mr. Tan tersenyum bahagia. Kali ini bukan hanya Kirei yang shock. Tapi Kenny juga ikut shock. Pasalnya dalam surat wasiat yang tadi siang Kenny baca, pernikahan bisa dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan. Berarti masih ada waktu satu bulan lagi setelah pertunangan. Tapi kenapa Mr. Tan memajukan tanpa persetujuan dari Kenny. "Tapi kan dalam surat wasiat ada waktu satu bulan setelah pertunangan, Ayah." ucap Kenny mengingatkan Mr. Tan. "Lebih cepat lebih baik, Ken. Lagi pula Ayah ada proyek yang tidak bisa Ayah tinggal dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Jadi Ayah bisa mengurus proyek dengan tenang setelah pernikahan kamu nanti." Skak mat! Kenny tak bisa lagi membantah. Kenny melirik ke arah Efril yang menatapnya prihatin. Kenny mengerti apa yang ada dalam benak Efril saat ini. Efril sangat takut jika dirinya akan mengalami hal yang sama seperti Lucky dan Kenny ketika usianya menginjak tujuh belas tahun nanti. Dijodohkan dan dinikahkan dengan gadis dalam wasiat kedua kakeknya yang sama sekali tidak mereka tahu asal usulnya. "Sekarang langsung saja ke inti acara, yaitu tukar cincin." ucapan Mr. Tan membuyarkan lamunan Kenny. Dengan berat hati, Kenny memakaikan cincin pada jari manis Kirei meski sangat-sangat terpaksa. Begitu juga dengan Kirei yang memakaikan cincin pada jari manis Kenny. Kini mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih yang dipaksakan dan terikat atas nama pertunangan. *** Next...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN