Kepulangan Arunika membuat Wiwin yang mendapatinya langsung membeku. Wiwin yang awalnya tengah meminum es teh manis melalui sedotan di gelas cantel berukuran besar, menatap tak percaya Arunika sambil menaruh gelas es teh manisnya dan masih berisi setengah, begitu saja pada risban tempatnya duduk. Wiwin berangsur berdiri, membiarkan teriakan ceria Dika membelah keheningan di sana, memanggil-manggil Arunika. Selain sakit, mendapati Arunika layaknya kini juga membuat dunia Wiwin seolah berputar lebih lambat. Wiwin merasa sangat tertampar, hatinya terbesit melihat keadaan adiknya yang makin kucel tak terawat, selain Arunika yang terlihat pucat dan makin kurus. Dika yang awalnya tengah bermain ayunan di pohon mangga, masih berlari menghampiri Arunika. Buru-buru Arunika menyandarkan sepedanya