Bab 17 | Lidah Tajam Mertua

1948 Kata

“Mas … Mau ke mana si?” Tanya Saki yang bingung karena tadi setelah maghrib Dipta memintanya untuk bersiap, katanya ingin mengajaknya ke suatu tempat. “Boleh kusebut ini kencan?” Tanya Dipta dengan alis yang bertaut, namun tidak bisa menyembunyikan senyumnya. “Hah?” Saki tidak mengerti, pria itu memang sering membuatnya bingung mencerna ucapannya. “Ayo,” Dipta langsung meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Dipta terus menyungging senyum sepanjang perjalanan, sedang Saki sibuk menebak-nebak. Namun bibirnya menyungging senyum, jika dipikir-pikir Dipta memang selalu suka membuatnya terkejut kan? Mereka tiba di daerah Pluit,. Saki sudah menganga melihat senyum Dipta semakin lebar, matanya berkaca-kaca, kenapa Dipta begitu romantis. Makan malam romantis secara private di kapal pin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN