Daniel mengusap wajahnya dengan kasar. Disaat genting seperti ini, kenapa Axel malah tak ada di ruangannya? Dan yang lebih parahnya lagi, ponsel pria itu berada di atas meja, alias tak di bawa. Pria itu merasa seakan dunia runtuh tak berpihak padanya. Sebab kenapa? Julian si ibl*s tua sedang berada di ruang rapat. Dia meminta Daniel untuk memanggil Axel. Demi apa coba, sekarang temannya tak ada, hilang dalam sekejap. Daniel mengusap wajahnya berulang kali, mondar mandir tak jelas. Terlihat gelisah sampai keringat dingin keluar dari tubuhnya. “Sial...!” umpat Daniel merogoh ponselnya di saku. Satu-satunya cara adalah menghubungi Elina, untuk membuat Julian tak murka. “Maaf, Elina. Kau harus menjadi tamengku.” Di waktu yang sama, Elina terus menatap ke arah Axel yang mencekal tangann