Elina keluar dari ruangan kantor Kepala Sekolah dengan ekspresi wajah hitam legam. Raut wajah itu terlihat begitu menyeramkan. Elesh yang berada tak jauh dari pintu tertegun sejenak. “Kita pulang sekarang, karena kau resmi keluar Elesh.” Elina menarik lengan adiknya dengan kasar. “... kau pindah sekolah ke sekolah biasa. Untuk biaya club renang akan aku tanggung.” Elesh mengunci mulutnya dengan rapat, dan terus berjalan di belakang Elina. Bahu rapuh itu seakan menahan ribuan beban berat di pundaknya. Elesh menoleh ke belakang, berulang kali mendesah ringan. Pria itu, yang bernama Axel. Pasti karena dia yang membuat sang kakak berwajah kesal seperti ini. “Dengar..., sekolah manapun yang kau tuju. Tempatnya sama saja.” Elina terus mengoceh ria dengan sangat kesal. Elesh menarik lengan