Manis Aksa pada Jana.

1605 Kata

"Aku lapar sekali," kata Rayyan, suaranya serak, hampir seperti bisikan yang keluar dari kerongkongan yang kering. Ia berjalan meninggalkan kantor ONE TV dengan langkah gontai, perutnya yang kosong meronta-ronta, seolah meminta perhatian yang tak bisa lagi diabaikan. Mengusap perutnya yang terasa perih, Rayyan berusaha menenangkan dirinya sendiri. Untunglah, ia masih memiliki selembar uang yang diberikan oleh Aksa tadi. Meski cara pemberian itu tak layak dan merendahkan, Rayyan menahan gengsinya. Untuk saat ini, rasa lapar mengalahkan segalanya, bahkan harga dirinya. Uang itu, meskipun hanya secuil, adalah penyelamat di tengah keputusasaan yang menggerogotinya, dan ia butuh makan untuk bisa melanjutkan hidup, untuk mengumpulkan kekuatan demi membalaskan dendamnya pada laki-laki itu. Rayy

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN