Rayyan Menipu Sela.

1754 Kata

Ardan dan Sela bertemu di jalan raya yang sepi, di bawah langit senja yang mulai beranjak menuju malam. Udara terasa hangat, dengan angin yang berhembus lembut, membelai wajah mereka berdua seakan-akan ikut merestui pertemuan ini. Sela, gadis muda yang polos dan penuh semangat, menatap Ardan dengan mata berbinar, penuh rasa terima kasih. "Bu, aku mau mengenalkan Kak Ardan yang menolongku itu," ucapnya dengan nada riang, hatinya berdegup kencang penuh antusias. Mereka berjalan bersama menuju warung kecil di pinggir jalan, tempat ibunya Sela menjual makanan sederhana namun penuh kehangatan. Warung itu, meskipun sederhana, terasa seperti rumah, dengan aroma masakan yang menguar di udara, memberikan rasa nyaman yang mengisi setiap sudut ruangan. Ketika mereka tiba, Sela mengajak Ardan masuk,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN