"Kekasih?" Jana bahkan masih bingung pada dirinya sendiri. Apakah ia membutuhkan seorang kekasih saat ini? bahkan perceraiannya dengan Rayyan masih saja terasa pedih. "Iya, apa kamu mau memiliki seorang kekasih?" Aksa tidak tahu apakah pertanyaannya ini aneh atau bagaimana? karena raut wajah jelita Jana menjadi berubah setelah Aksa bertanya tentang seorang kekasih. "Mungkin untuk sementara ini, tidak dulu, Pak. Saya masih senang bekerja." "Tapi bukan kah kamu bisa bekerja sambil memikirkan seorang kekasih?" Jana kembali terdiam. "Saya masih belum berani Pak. Saya masih enggak percaya tentang cinta." "Maksud kamu?" "Aku pernah dicintai sampai rasanya seperti bidadari. Dipuja, disayangi. Namun pada akhirnya semua itu berubah, Pak. Aku malah bercerai dengan suamiku." Setelah Rayyan