Sela Hamidun.

1603 Kata

Pagi menyapa dengan sinar matahari yang lembut menyusup di antara tirai jendela, namun bagi Sela, hari ini terasa begitu berbeda. Tubuhnya yang biasanya lincah kini terasa berat dan letih, seolah-olah semalam telah menguras seluruh energinya. Dia menghela napas panjang, merasakan setiap ototnya yang tegang dan lelah, mengingat dengan jelas bagaimana Rayyan—atau Ardan, nama yang sering dia panggil dengan penuh kasih—telah memakainya berulang kali sepanjang malam. "Duh, kenapa jadi capek banget, ya..." Sela berbisik pelan, matanya menatap bayangan pucat dirinya di cermin. Wajahnya tampak tak secerah biasanya, semburat kelelahan menghapus keceriaan yang selalu memancar dari pipinya yang merona. "Sakit nih, padahal hari ini ada pelajaran olahraga..." gumamnya, sedikit merajuk pada tubuhnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN