"Kenapa kamu harus mengantarkan aku kerja setiap hari sih? Kan aku jadinya enggak enak." Jana membuka sabuk pengaman, duduk di dalam mobil Shaka yang nyaman dan mewah. Suara lembutnya mengisi keheningan pagi, menggema dengan kehangatan yang samar. "Kan aku sudah bilang, kalau aku akan selalu bersama kamu. Aku akan memperhatikan kamu," jawab Shaka, membuka sabuk pengamannya sendiri. Matanya menatap dalam ke mata Jana, seolah mencari jawaban tersembunyi di balik keindahan wajahnya yang jelita. "Oh, iya. Apa aku boleh bertanya?" Shaka melanjutkan dengan hati-hati, nada suaranya dipenuhi keinginan untuk memahami. "Iya," jawab Jana, matanya berkedip lembut, penuh keterbukaan. "Apakah malam itu, Aksa ke apartemen kamu? Mau ngapain dia?" tanya Shaka dengan suara yang mencoba tetap ramah mesk