Pagi ini, sinar matahari yang lembut menyusup melalui celah-celah tirai, menciptakan permainan cahaya dan bayangan di ruangan tempat Jana duduk. Udara pagi yang segar terasa kontras dengan kondisinya. Jana bersin-bersin tak henti-henti, suara serak dan hidungnya tersumbat. Badannya terasa meriang, seolah-olah ada ribuan jarum kecil yang menusuk-nusuk kulitnya. “Kamu baik-baik saja?” tanya Aksa dengan nada khawatir, ketika melihat Jana memasuki ruangannya. Suaranya hangat, penuh perhatian. Jana menatap Aksa dengan mata yang berair, pipinya kemerahan akibat demam. Rasa tidak nyaman yang dirasakannya memancar jelas di wajahnya yang pucat. “Pak Aksa, jangan dekat-dekat dengan saya. Saya sedang terkena flu,” ujarnya dengan nada lemah, sambil sedikit menjauhkan dirinya dari Aksa. Ia tak ingin