Posesif

1062 Kata
Peluh membasahi kening Danira. Dia kembali bermimpi buruk tentang mamanya. Di dalam mimpinya mamanya terus memintanya untuk membalaskan dendamnya. Danira terbangun dengan nafas terengah-engah. Di sampingnya masih ada Damian yang sedang tidur dengan tubuh polos tanpa pakaian. Danira bangkit dan berjalan masuk ke kamar mandi. Dia melihat tubuhnya yang penuh kissmark dengan tatapan jijik. Dia begitu jijik karena meniduri pria bekasan tantenya. Diguyurkan tubuhnya di bawah shower sambil menggosokkan tubuhnya berkali-kali. Entah kenapa dia masih merasa kotor sangat kotor sampai membuatnya nyaris ingin muntah. Dia ingin muntah mengingat bagaimana Damian menjamah tubuhnya. Kenapa tubuh jalang ini malah menikmati sentuhannya. "Sayang kamu disini" Damian masuk ke dalam kamar mandi dan memeluk tubuhnya dari belakang. Bibir Damian menjelajahi setiap inci dari tubuhnya sampai Danira merasa tak nyaman dan menolak sentuhannya. "Om Danira sudah lelah" tolak Danira. "Sekali lagi ya sayang setelah itu kita kembali tidur" pinta Damian sambil kembali mencumbunya. Danira tak bisa menolak dan membiarkan Damian menjamahnya dan kembali menghujamnya dari belakang. Perutnya bergejolak ingin muntah tapi dia menahannya sampai Damian puas melampiaskan nafsunya. Setelah itu mereka mandi bersama dan kembali tertidur di atas ranjang. *** Danira baru saja pulang dari kampusnya. Tiba-tiba sebuah mobil mengklakson dirinya dari belakang. Danira menoleh ke belakang ternyata itu adalah om David. "Om David? " David keluar dari mobilnya dan menghampiri Danira. Kenapa om David bisa berada disini. "Danira kamu kuliah di sini? om baru saja lewat sini dan tak sengaja melihatmu. Mau om antar? " tanya David. Sebenarnya David sengaja menunggu Danira pulang karena ingin dekat dengannya. "Boleh om" ucap Danira membuat David bersorak gembira di dalam hatinya. Danira masuk ke dalam mobil dan duduk di samping David. "Kamu sudah makan siang? kalau kamu tidak keberatan om ingin mengajakmu makan di restoran milik om" ajak David sambil mengendarai mobilnya. "Mau om Danira juga belum makan" ucap Danira setuju. Mereka akhirnya berhenti di sebuah restoran western. David membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Danira untuk turun. Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan duduk di sebuah meja yang sudah dipersiapkan oleh David sebelumnya.Tidak ada orang lain selain mereka di restoran ini sampai membuat Danira kebingungan. Pelayan datang menghampiri mereka untuk mencatat pesanan mereka. Setelah selesai pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua. "Kenapa sepi sekali ya padahal ini sudah masuk jam makan siang? " tanya Danira kebingungan. "Entah mungkin mereka makan di tempat lain. Bagaimana menurutmu apa kamu suka restoran ini? " tanya David tanpa melepas tatapannya pada Danira. Dia sengaja mengosongkan restorannya selama 2 jam agar lebih nyaman mengobrol bersama Danira. "Iya suka sangat estetik dan nyaman om" jawab Danira. Tak lama kemudian pelayan membawakan makanan mereka. Mereka makan bersama sambil membicarakan banyak hal. Selesai makan David mengantarkan Danira pulang kerumahnya. "Terima kasih atas tumpangan dan makan siangnya om David" ucap Danira setelah mereka sampai di depan rumah Damian. "Sama-sama. Boleh om meminta nomor hp mu? " tanya David. "Boleh om" Danira menyebutkan nomor hp nya pada David. Setelah tersimpan David melakukan panggilan ke nomor Danira hingga nada dering hp nya berbunyi. "Simpan nomorku Danira. Siapa tau nanti kamu butuh bantuan om" ucap David sambil menyimpan hp nya. "Iya om Danira masuk dulu ya" Danira turun dari mobil David dan melambaikan tangannya pada pria itu. Setelah David pergi Danira masuk ke dalam rumah. Seperti biasa rumah ini sangat sepi sekali karena Damian sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Vera selalu hangout bareng teman-temannya. Danira memilih naik ke atas lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian santai yang nyaman. Kemudian dia rebahan di atas ranjang sambil membuka hpnya dan menyimpan nomor om David. Pria ini terlihat tampan juga dan sedikit mirip dengan om Damian. "Terima kasih untuk hari ini om David" pesan Danira lalu menaruh hp nya di atas meja. Malam harinya Damian pulang dan melonggarkan dasinya. Danira menyambut kepulangannya sambil mencium bibir pria itu tanpa malu lagi. Pembantu juga sudah tau hubungan terlarang mereka tapi tidak ada yang berani buka mulut karena takut dipecat oleh Damian. "Om Damian pasti sudah lapar kan? aku sudah masak yang enak tadi ayo kita makan bersama" ajak Danira sambil menuntun tangannya. "Iya tapi om lebih suka memakan mu sayang. Tantemu belum pulang? " tanya Damian. "Belum makanya aku berani menciummu om." jawab Danira. Mereka berdua duduk berdua di meja makan. Danira melayani Damian mulai dari mengambilkan nasi beserta lauk pauknya. Damian merasa senang sekali karena dilayani seperti ini. Andai saja Vera melayaninya seperti Danira melayaninya mana mungkin dia berselingkuh di belakangnya. "Ini om apa sudah cukup? " tanya Danira membuyarkan lamunannya. "Sudah cukup sayang ayo kita makan" mereka berdua makan tanpa banyak bicara. Damian sangat lelah sekali karena hari ini banyak sekali pekerjaan di kantor. "Om kenapa? " tanya Danira saat melihat Damian merenggangkan otot-otot lehernya. "Badan om pegal sekali. Nanti om mau minta bi Sri pijatin om" jawab Damian. "Tidak usah om biar Danira saja. Danira bisa kok melakukannya" Danira menuntun Damian ke sofa bed. Dia membuka satu persatu kancing baju Damian hingga terlepas menampakkan otot sixpac nya. Lalu Damian membalik tubuhnya membelakangi Danira. Danira mengambil minyak urut dan membalurkannya di atas punggung Damian dan mulai memijatnya. Pijatan Danira terasa enak sekali. Damian tidak menyangka Danira serba bisa dan dapat diandalkan. "Gimana om? enak? " tanya Danira. "Iya sayang enak banget terus sayang" jawab Damian menikmati pijatannya sampai dia nyaris tertidur. Tring tring tring Nada dering hp Danira berbunyi. Danira mengangkat teleponnya di depan Damian. "Halo om David" sapa Danira. Damian langsung membuka matanya saat mendengar nama David. Sejak kapan Danira dan David mulai dekat. "Besok? sepertinya aku gak bisa om maaf ya" tolak Danira. Setelah itu mereka menyudahi obrolannya. Damian langsung duduk dan menatapnya dengan tajam. "Ada hubungan apa kamu dengan David? " tanya Damian cemburu. "Kami nggak ada hubungan apa-apa om. Kemarin om David mengajakku makan siang dan mengantarkan aku pulang. Terus dia meminta nomorku. Aku gak enak kalau tidak memberikan nomor kontakku padanya" jawab Danira dengan jujur. "Jangan terlalu dekat dengan dia!! kamu itu hanya milikku Danira!! " ucap Damian dengan posesif. "Om David itu kan adiknya om Damian. Kenapa om malah cemburuan begini" goda Danira. "Om serius jangan dekati dia Danira!! " bentak Damian marah sampai membuatnya tersentak dan menundukkan wajahnya dengan mata berkaca-kaca. Damian menyesal kenapa dia tidak bisa mengontol emosinya. "Maafkan aku jangan menangis Danira. Om minta maaf ya sayang" Damian langsung memeluk Danira yang sedang menangis karena ulahnya. Dia berusaha menenangkannya sampai tangisnya mereda. "Sedang apa kalian berdua? " tanya Vera yang muncul tiba-tiba di belakang mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN