"Danira bangunlah!! " Damian membangunkan Danira yang sedang tertidur.
"Ehmm ada apa om? " tanya Danira sambil mengucek matanya.
"Vera ada di luar sedang mencarimu coba kau temui dia dulu om akan sembunyi di kamar mandi" jawab Damian panik.
"Iya om jangan panik begitu dong" Danira mencium bibir Damian lalu memakai kembali pakaiannya. Damian langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Danira membuka pintu kamarnya dengan penampilan yang cukup berantakan.
"Danira kamu kemana aja sih dari tadi tante panggil? ini buat kamu" tante Vera menyerahkan sebuah kantung yang berisi baju-baju kepada Danira.
"Apa ini tante? " tanya Danira.
"Ini baju-baju bekas tante. Masih bagus banget baru tante pakai sekali. Tante lihat baju kamu itu-itu aja jadi pakai ya sayang" jawab tante Vera.
"Terima kasih ya tante "
"Iya sama-sama. Yasudah tante mau istirahat dulu maaf ya ganggu kamu tidur"
Setelah kepergian tantenya Danira menatap kantung yang berisi baju-baju itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kemarahan yang tersirat namun dia menahan semuanya demi membalaskan dendamnya.
"Beraninya kau memberikan aku barang bekasmu. Baiklah aku akan menikmatinya. Suamimu juga nikmat tante aku menyukai permainan ranjangnya" gumamnya.
CEKLEK
Damian keluar dari kamar mandi. Dia melihat Danira masih berdiri di depan pintu. Damian menghampirinya dan mencium pipinya.
"Om keluar dulu ya sayang. Terima kasih untuk hari ini"
"Iya om"
Setelah Damian pergi Danira menutup kembali pintu kamarnya. Dia membanting kantung baju itu hingga terjatuh berantakan di lantai dan menginjak-injak semuanya sambil berteriak seperti orang gila. Terlintas bayangan masa lalu disaat dia mengetahui perselingkuhan tante Vera dan papanya. Karena perselingkuhan mereka ibunya meninggal dan dia juga kehilangan calon adiknya.
Flashback On
Danira saat itu masih berumur 12 tahun. Tante Vera tinggal bersama dengan mereka untuk sementara waktu. Awalnya tidak ada yang aneh hingga suatu hari Danira melihat papanya masuk ke dalam kamar tante Vera. Danira mendekat dan mengintip apa yang mereka lakukan di dalam sana. Dia melihat papanya sedang menindih tubuh tante Vera. Suara desahan mereka terdengar jelas di telinganya. Danira tidak mengatakan kejadian ini pada mamanya. Setiap malam Danira melihat papanya akan menyelinap masuk ke dalam kamar tante Vera. Hingga suatu hari Danira mendengar pertengkaran mama dan papanya.
"Kamu sudah berselingkuh dengan Vera mas!! aku mau cerai sekarang juga!! " teriak mamanya.
"Tidak!! kita tidak akan cerai. Aku selingkuh karena kamu tidak bisa melayani aku!! harusnya kamu sadar diri Anjani!! " teriak papanya tak mau kalah.
"Aku sedang hamil mas!! kandungan ku rentan makanya aku tidak bisa melayani kamu!! dasar pria b******n kamu mas!! ahkkk!! " Anjani merasakan sakit yang luar biasa di perutnya. Tiba-tiba saja darah keluar dan luruh membasahi kakinya. Papa terlihat panik dan langsung membawa mamanya ke rumah sakit. Danira hanya bisa menangis dan terpaksa menunggu di rumah sendirian karena tante Vera sudah kabur duluan setelah perselingkuhannya dengan papanya ketahuan.
Beberapa hari kemudian mamanya pulang dengan perut mengempis bersama papanya. Calon adik Danira meninggal di dalam kandungan. Sejak saat itu mamanya berubah menjadi pendiam dan suka mengurung diri di kamar. Papanya memilih tidur di kamar lain dan tidak bertegur sapa dengan mamanya. Sampai akhirnya mamanya ditemukan meninggal dunia karena overdosis akibat meminum obat-obatan penenang dalam jumlah banyak.
"Mama!! jangan tinggalin Danira ma!! bangun ma bangun!! hiks hiks hiks mama!! " Danira menangis sambil memanggil mamanya tapi tidak ada sahutan sama sekali. Papanya berusaha menenangkannya tapi Danira malah memukul-mukul d**a papanya.
"Aku benci papa!! semua gara-gara papa!! sebaiknya papa juga mati!! hiks hiks aku benci papa!! " teriak Danira penuh dengan kemarahan dan kebencian.
PLAKK
Papanya malah menampar Danira dengan kuat. Danira merasakan pipinya kebas akibat tamparan papanya.
"Maafkan papa Danira papa... "
"Aku benci papa!! " teriak Danira.
Danira langsung berlari meninggalkan rumah di bawah derasnya guyuran air hujan. Dia tidak peduli sekeras apa papanya memanggil-manggil namanya.
Flashback Off
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Vera dan Damian yang ke 4 tahun. Vera sudah menyiapkan pesta yang sangat meriah dan mengundang semua teman-teman dan keluarganya. Keluarga Damian ikut hadir dalam acara ini termasuk David adiknya Damian.
"Selamat ulang tahun pernikahan kalian" ucap David sambil memeluk kakaknya.
"Iya terima kasih sudah hadir adikku" ucap Damian. David melepas pelukannya dan beralih memeluk kakak iparnya.
"Kakak ipar kau terlihat cantik" puji David membuat wajah Vera tersipu.
"Terima kasih" ucap Vera setelah David melepas pelukannya.
"Mana mama dan papa?" tanya Damian pada adiknya.
"Mama tidak ikut katanya gak enak badan dan papa sebentar lagi akan datang" jawab David berbohong. Sudah bukan rahasia lagi kalau mamanya tidak suka dengan Vera. Damian merangkul istrinya agar tidak sedih. Padahal Vera tidak peduli mau mertuanya itu suka atau tidak padanya yang penting dia sudah menjadi istri Damian dan menikmati semua hartanya.
Tak lama kemudian Gilbert papanya Damian datang dan memberikan selamat pada mereka. Mereka semua berbincang menikmati pesta sampai akhirnya perhatian mereka teralih saat melihat Danira turun mengenakan gaun berwarna merah yang pernah Vera berikan padanya. Gaun itu adalah gaun yang pernah Damian belikan untuk Vera.
"Siapa wanita itu? " tanya David terpanah melihat kecantikan Danira.
"Dia Danira keponakanku" jawab Vera terlihat cemburu. Harusnya dia yang menjadi pusat perhatian tapi malah keponakannya yang mencuri perhatian semua orang. Damian juga tak bisa melepas pandangannya pada Danira. Tanpa sadar Damian dan David maju sambil menyodorkan tangan mereka pada Danira sampai membuat Vera terkejut. Danira kebingungan saat mereka berdua menyodorkan tangan mereka padanya. Dia tidak mungkin memilih Damian di depan tantenya. Terpaksa Danira menyambut tangan David.
Damian menarik tangannya kembali dengan perasaan marah dan kesal. Dia hanya bisa melihat Danira dan David berdansa bersama bergabung bersama yang lainnya. Vera menghampiri suaminya dan mengajaknya untuk berdansa menyusul mereka. Damian berdansa dengan Vera tepat di sebelah Danira dan David.
"Hai Danira perkenalkan aku David adiknya Damian" ucap David saat mereka sedang berdansa bersama.
"Senang berkenalan denganmu om David" ucap Danira begitu manis. David rasa dia baru saja jatuh cinta dengan Danira. Tidak pernah ada wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta selama ini. Mereka menari sambil berbicara banyak hal membuat Damian terus menatap mereka dengan tajam. Setelah itu mereka berputar berganti pasangan dansa. Vera menari bersama David sedangkan Damian menari bersama Danira.
"Kamu terlihat cantik Danira tapi aku tidak suka melihatmu memakai gaun ini di depan banyak orang" ucap Damian cemburu.
"Aku memakainya untukmu om" bisik Danira menggoda Damian. Diam-diam dia menjilat telinga Damian tanpa sepengetahuan yang lain.
"Jangan menggodaku, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan. Saat ini aku sangat marah padamu" bisik Damian.
"Aku tidak sabar menunggunya om" tantang Danira membuat Damian b*******h dan ingin bercinta dengannya.
Tiba-tiba listrik padam. Damian langsung mencium bibir Danira dengan rakus. Danira tersenyum dan membalas ciumannya.
"Kamu hanya milikku Danira" bisik Damian. Mereka segera menyudahi ciuman mereka saat listrik menyala. Setelah itu Damian kembali berdansa dengan istrinya. Danira hanya tersenyum penuh arti sambil menyeka bibirnya yang basah.
***
Suara lenguhan terdengar di sebuah kamar. Vera terus mendesah dibawah kungkungan seorang pria yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.
"Ahhh David lebih keras lagi sayang" desah Vera.
plok plok plok
David terus menghujam Vera hingga akhirnya mereka mendapatkan klimaks bersama.
"David aku mencintaimu" ucap Vera sambil memeluknya. David tidak menjawab dan mendorong pelan Vera untuk melepas pelukannya.
"Sebaiknya kita putus Vera. Aku.. aku sudah tidak sanggup menjadi selingkuhanmu. Aku tidak ingin menyakiti kakakku" ucap David.
"Tidak.. aku tidak mau putus sama kamu David. Aku cinta sama kamu sayang aku nggak mau" tolak Vera. Tapi David tetap dengan pendiriannya untuk berpisah dengan Vera. David mengenakan kembali pakaiannya dan keluar dari kamar hotel tempat mereka menginap. Tanpa David sadari ada seseorang yang mengambil foto-fotonya saat keluar dari kamar hotel. Tak lama setelah itu Vera juga keluar dari sana dan orang itu kembali mengambil fotonya.