Sejak memergoki Danira kemarin Damian selalu kepikiran. Dia sampai tidak fokus jika gadis itu mendekatinya. Tiba-tiba saja gairahnya ikut naik. Dia langsung masuk ke kamar dan melihat istrinya sedang tertidur. Dicumbunya istrinya itu hingga terbangun dengan mata setengah mengantuk.
"Ngghh mas aku capek besok aja ya mas" tolak Vera sambil mendorong pelan tubuh Damian.
"Sayang aku pengen banget ayolah" ajak Damian dengan tetap mencumbu istrinya namun lagi-lagi Damian hanya menerima penolakan dari istrinya.
"Nggak mas aku ngantuk!! " Vera langsung berbalik sambil memeluk gulingnya. Damian hanya bisa menghela nafas kasar lalu masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya. Tiba-tiba saja dia memikirkan Danira. Dia mencoba untuk menghilangkan bayang wanita itu dari pikirannya tapi tidak bisa. Kenapa dia terus memikirkan Danira.
"Danira.. kenapa kamu terus meracuni otakku. Aku hanya mencintai istriku tidak mungkin aku tertarik denganmu" batinnya.
Esok harinya seperti biasa Damian akan mengantarkan Danira ke kampus. Damian tidak bisa fokus dan sesekali melihat Danira lewat kaca mobilnya. Sesampai di kampus Danira tiba-tiba mencium pipi Damian.
"Makasih ya om" ucap Danira sambil tersenyum padanya.
"I.. iya hati-hati" balas Damian dengan wajah memerah. Danira turun dari mobilnya dan melambaikan tangan padanya sebelum masuk ke kampus. Damian merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kenapa bisa seperti ini. Apa dia sudah jatuh cinta dengan keponakan istrinya itu. Dia hanya mencintai Vera dan selamanya hanya Vera yang menjadi istrinya. Damian berusaha mengusir perasaan asing yang tumbuh di dalam hatinya dan kembali melanjutkan perjalanannya ke kantor.
***
Langkah kaki Damian membawanya tepat di depan kamar Danira. Lagi-lagi suara desahan terdengar di telinganya. Sudah lama Vera tidak memberikan jatah padanya. Hasrat Damian sudah tidak bisa dibendung lagi. Damian mengintip di balik cela pintu yang sedikit terbuka. Disana dia bisa melihat Danira sedang melakukan m********i seperti kemarin.
"Ahhh om Damian... om Damian.. ngghh om sentuh Danira om" desah Danira sambil memasukkan jarinya ke dalam miliknya. Damian merasakan sekujur tubuhnya memanas saat Danira memanggil-manggil namanya. Bagian bawahnya sudah mengeras tanpa dia sadari. Persetan jika Danira adalah keponakan istrinya dia sudah tidak kuat lagi.
BRAKKK
Damian langsung membuka kamar Danira hingga gadis itu sangat terkejut dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Damian mengunci kamarnya dan mendekati Danira dengan perlahan.
"Om Damian.. ngapain om kemari? " tanya Danira ketakutan.
"Om sudah lihat semuanya. Kenapa kamu melakukan m********i sambil memanggil namaku? " tanya Damian.
"A.. apa maksud om? om hanya salah dengar" jawab Danira berbohong. Damian menyunggingkan senyumnya mendengar jawaban Danira.
"Sudah beberapa kali om melihatmu begini. Apa kamu sengaja ingin menggoda om? "
Danira tidak bisa mengelak dan berkutik lagi. Tiba-tiba dia menangis di hadapannya.
"Maafkan aku om, sebenarnya aku.. aku suka sama om Damian hiks hiks hiks" tangis Danira menyesal. Damian begitu terkejut saat mendengar pengakuan Danira. Jadi selama ini gadis itu menyukainya. Dadanya kembali berdebar-debar karena rasa yang dimilikinya ternyata sama seperti yang Danira rasakan.
"Sudah jangan menangis om tidak marah sama kamu Danira" Damian menyeka air mata yang membasahi pipi Danira. Entah siapa yang memulai tiba-tiba saja bibir mereka saling bertemu. Jantung mereka berdebar-debar saat melakukannya. Damian memperdalam ciumannya hingga Danira memukul dadanya karena sesak nafas. Damian menyudahi ciumannya dan menyeka bibir basah Danira dengan jempolnya.
"Maaf om khilaf melakukannya" Damian ingin pergi tapi Danira malah menahan tangannya.
"Om harus tanggung jawab itu ciuman pertama aku om" ucap Danira malu-malu. Damian sudah tidak bisa lari lagi. Dia sudah terlanjur basah minum air.
"Kamu yang memintanya Danira jangan menyesal karena om tidak akan pernah mundur lagi" Damian kembali memagut bibirnya. Danira membuka mulutnya agar Damian bisa mengeksplor lebih jauh di dalamnya. Dalam hati dia bersorak karena berhasil menjebak Damian ke dalam perangkapnya. Malam itu terjadilah pergumulan diantara mereka. Kesucian Danira terenggut oleh suami tantenya sendiri. Damian mencium sudut mata Danira yang basah. Dia merasa bersalah sudah mengambil keperawanannya.
"Maafkan aku.. aku tidak tau kalau kamu masih perawan" sesal Damian. Baru kali ini dia meniduri wanita yang masih perawan karena saat dia pertama kali melakukannya dengan Vera istrinya itu sudah tidak perawan lagi. Awalnya Damian kecewa tapi karena dia sangat mencintai Vera hal itu tidak menjadi masalah baginya.
"Tidak apa-apa om Danira bahagia sudah memberikan kesucian Danira untuk om. Danira juga tidak berniat merebut om dari tante Vera" ucap Danira sambil memeluknya.
"Terima kasih Danira kamu memang orang yang baik" ucap Damian sambil membalas pelukannya. Andai saja dia bisa menahan nafsunya mungkin semua ini tidak akan terjadi. Diam-diam Danira tersenyum licik di balik pelukannya.
"Tante Vera sebentar lagi suamimu akan menjadi milikku" tawanya di dalam hati.
***
Damian, Danira, dan Vera sedang makan bersama di meja makan. Vera sejak tadi berbicara tapi perhatian Damian hanya tertuju pada Danira.
"Mas kamu denger gak sih aku ngomong apa? " tanya Vera.
"Hah? kamu tadi bicara apa? " tanya Damian saat tersadar dari lamunannya.
"Nanti aku mau liburan ke Paris sama teman-teman aku. Kamu gapapa kan aku tinggal berdua dengan Danira di rumah? " tanya Vera.
"Tentu saja boleh" jawab Damian tanpa beban. Vera sampai heran biasanya Damian akan merengek memintanya untuk tetap dirumah tapi dia tidak terlalu memikirkannya.
"Terima kasih ya mas sudah mengizinkan aku pergi. Aku mau pergi belanja dulu ya. Danira kamu mau ikut? " ajak tante Vera.
"Tidak tante, aku masih banyak tugas kuliah yang harus aku kerjakan" jawab Danira sambil menyenggol kaki Damian. Damian menyadarinya dan hanya tersenyum pada Danira.
"Baiklah kalau begitu tante pergi sendiri aja. Sayang aku pergi dulu ya" Tante Vera mencium Damian baru setelah itu bersiap-siap untuk pergi. Setelah Vera pergi Danira dengan berani duduk di pangkuan Damian dan mencium bibirnya. Damian langsung melepas ciuman mereka karena takut ketahuan pembantu di rumahnya.
"Danira jangan disini nanti ketahuan bi Sri"
"Aku cemburu saat melihat tante Vera mencium om Damian"ucap Danira sedih.
"Iya maaf ya sayang kita ke kamar kamu saja ya om sudah kangen sama kamu" ajak Damian.
"Ehm om nakal banget sih, kan kemarin malem udah"
"Masih kurang ayo" Damian menuntun tangan Danira ke kamar gadis itu. Diam-diam bi Sri melihat tuannya bermain gila dengan keponakan nyonya nya. Dia hanya bisa mengelus d**a dan beristighfar tapi tidak ingin ikut campur terlalu jauh. Bisa-bisa dia dipecat oleh tuan Damian jika membocorkan rahasia ini.
Di dalam kamar Danira dan Damian sedang berciuman dengan panas. Lidah Damian menerobos masuk ke dalam rongga mulut Danira. Ciuman ini sangat manis dan candu untuknya. Damian seolah tak pernah menciumnya lagi dan lagi. Setelah itu ciumannya turun sampai ke leher dan dadanya. Damian banyak meninggalkan jejak cinta disana. Entah tak tau sejak kapan tubuh mereka sama-sama polos. Danira sudah bergoyang di atasnya sampai ranjangnya berderit-derit. Damian hanya bisa mendesah dan melenguh menikmati goyangannya.
"Ahhh Danira mau keluar om!! " desah Danira.
"Keluarkan saja sayang" ucap Damian sambil merem melek menikmati percintaan mereka. Akhirnya Danira mendapatkan klimaks pertamanya. Mereka berganti posisi dengan Danira membelakanginya. Damian langsung menghujamnya dari belakang dengan keras. Ia tampar b****g bulatnya berkali-kali hingga memerah sambil mempercepat hentakannya. Mereka bercinta tak kenal waktu hingga berkali-kali melakukannya. Damian membuang benihnya di tubuh Danira karena tak ingin wanita itu hamil dan Vera curiga dengan hubungan mereka. Akibat terlalu lelah bercinta tanpa sadar mereka berdua ketiduran sambil berpelukan.
Beberapa jam kemudian suara ketukan pintu mengganggu pendengaran mereka. Damian langsung terbangun saat mendengar suara istrinya di luar kamar Danira.
"Danira! apa kamu ada di dalam? " tanya Vera di luar kamar. Damian sangat panik dan langsung memakai bajunya dengan cepat. Jangan sampai Vera tau kalau dia berada di kamar Danira.