“Lo bisa hubungin si curut itu nggak, Nit?” Nicholas bertanya ke istrinya setelah ia lelah menggedor-gedor pintu apartemen Marvin namun tidak ada respons apapun. “Bisa tapi nggak dia angkat.” Anita menekan kembali ikon gagang telepon hijau untuk kontak Marvin. “Ya udah deh, gue mending ke rumah Sofia aja. Kali dia balik ke rumah ibunya.” “Ide bagus, tapi lo jangan sampai bongkar soal kontrak sewa rahim itu, Nic.” Nicholas terbelalak. “Kenapa emangnya? Justru kita bisa memberitahu ibunya Sofia tentang kontrak itu buat gertak mereka biar nggak melanggar kontrak.” “Lo pikir kita buldog, hah, gertak-gertak orang sembarangan.” Anita menoyor kepala Nicho. “Kontrak sewa rahim itu sendiri lemah. Nggak berkekuatan hukum. Kalau kontraknya ditinjau oleh hakim otomatis akan dibatalkan demi hukum