Tujuh

1532 Kata

Abi baru saja selesai menyuapkan bubur terakhirnya saat pintu kamar terbuka dengan cukup keras. Di ambang pintu, terlihat Eyang kakung dan Eyang utinya yang berdiri dengan raut cemas. "Kenapa engga bilang kalau kamu sakit, Le?" anya Eyang uti seraya mendekat, duduk di sisi ranjang berhadapan dengan Abi. Abi tersenyum, bergerak mencium tangan neneknya dan mencium pipi kiri dan kanan bergantian. Lalu mengulanginya dengan kakek tanpa melakulan cipika-cipiki. Lalu tangannya meraih tablet dan mengetikan sesuatu. "Abi baik-baik aja, Eyang. Cuma demam." Terdengar helaan nafas dari neneknya, beberapa lama neneknya hanya memandangi Abi yang menundukan wajah dan memilin milin jarinya. Dia merasa canggung di amati dengan sebegitu intens oleh neneknya. "Sekolah mu baik-baik aja kan, Le? Engga a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN