Bukan Berbeda, kan?

2220 Kata

Menyampaikan pada Sagara, seperti yang Felora minta tidaklah mudah, memintanya untuk pulang. Akhirnya Kikan menunda-nunda, gelisahnya mulai menarik atensi sang suami. Hingga Halim mengirimkan pesan untuk ke ruang kerjanya. Agar lebih leluasa bila ada yang mau mereka bahas berdua. Kikan mengetuk pintu lebih dulu, kemudian masuk. Halim tengah duduk di kursinya, menunduk dengan fokus pada berkas yang tengah ia periksa. Matanya tetap tertuju pada berkas, sedangkan Kikan menutup pintunya. Melangkah mendekat, “duduk dulu. Beri aku sepuluh menit.” Ujarnya. Kikan mengangguk, menurut. Bukan hal baru bila tiba-tiba diminta bicara tetapi kemudian ia diminta menunggu. Duduk bersandar, santai dengan kaki bersilang, kemudian matanya menatap lurus pada Halim. Suka melihat kadang kening suaminya menge

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN