Kabar Felora sudah membuka mata sampai ke seluruh keluarga, disambut rasa syukur tiada terhingga kepada pemilik Semesta yang telah mendengar doa-doa baik mereka. Meski Felora terlihat masih lemah, hanya membuka mata sebentar, tetap dengan banyak alat bantu yang akan terus memantau kondisinya. Tidak bicara karena ia masih memakai bantuan ventilator untuk bernapas. Felora tidak ingat apa pun yang terjadi, yang sudah ia lewati. Selain merasa ada benda asing yang terasa berdetak dalam rongga dadanya. Matanya menatap setiap anggota keluarganya yang datang menemuinya, bibirnya terasa sulit untuk bergerak sekedar menyapa mereka. Lalu ia kembali merasa matanya begitu berat hingga kembali tertidur. “Dia tidur,” Halim coba menenangkan kekhawatiran sang istri. “Felora belum bisa pindah dari ICU y