“Aku bawa sesuatu,” ujar Fayra lalu membuka sebuah tas. Hati-hati ia mengeluarkan sebuah benda yang dibawakan untuk Felora. “Dream Catcher?” tanyanya. Fayra mengangguk, “hari minggu aku pergi menemui penjual barang antik, itu. Tadi aku ceritakan? Ternyata dia pembuat Dream Catcher ini. Aku pikir ini hanya benda, tapi bagi orang itu ini punya makna. Suku indian asli pribumi Amerika dulu yang membawa kepercayaan ini. Mereka meletakan dream catcher di atas tubuh orang yang tengah tertidur agar menghalau mereka dari mimpi buruk.” “Fayra kamu mana mungkin percaya hal-hal kayak gini.” “Iya, memang. Tapi, aku terlintas dirimu pas melihatnya. Aku membeli ini untukmu.” Felora menatap benda pemberian Fayra yang masih ada ditangannya. Berwarna putih. Kikan mendekat, kemudian turut memerha