Dinar terus menangisi sikap Keenan semalam yang tidak mengacuhkannya. Sejak dia “menyerang” Winda, Dinar merasa Keenan sinis kepada dirinya dan tidak mau menegurnya, bahkan tidak pamit saat pulang, baik kepada mamanya maupun kakaknya. Setiba di kamar, Dinar langsung merebahkan dirinya di atas kasur, lalu mengurung diri di dalam kamar semalaman hingga pagi ini. Sikap Dinar membuat Beno dan Ratri bingung, karena Dinar tidak kunjung membuka pintu kamarnya, juga tidak mau diajak sarapan pagi. “Dinar, Ayolah. Sarapan dulu, nanti asam lambung kamu kambuh,” bujuk Ratri dengan suara lembutnya. Tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar Dinar, hanya terdengar isak tangis. “Kamu coba hubungi Keenan. Dinar ngeluh karena Keenan nggak mau menegurnya waktu pulang, itu yang dia sesalkan,” ujar Ratri p