Sementara itu, Winda yang ternyata menaruh sedikit dendam atas Dinar, dengan semangat membara melayani Keenan malam ini. Tidak saja oralnya yang aktif memainkan milik Keenan, tapi juga kedua dadanya yang dia jejalkan ke milik Keenan yang tegang, mengapitnya dengan gerakan naik turun. Kenikmatan sudah merasuki diri Keenan sekarang dan kakinya merasa kesemutan, “Aku mau masuk, Win,” ujarnya berat. Mendengar keinginan Keenan, Winda langsung berpindah posisi, menindih Keenan sambil mengarahkan senjata Keenan agar kembali memasuki tubuhnya dari bawah. Keduanya mendesah saat bersatu kembali, dan Winda langsung menggerak-gerakkan bokongnya maju mundur dengan sedikit menukik ke atas di atas tubuh Keenan. “Aah, ini enak sekali,” ujar Keenan, dan mulutnya langsung dibungkam tangan kanan Winda,