Sesampainya di kantor Keenan, kakak beradik itu langsung disambut hangat Keenan sendiri. Keenan bahkan memeluk erat Dinar, dan mengusap-usap punggungnya. Wajah Dinar bersemu merah akan sikap manis Keenan terhadapnya, matanya berbinar melihat sosok Keenan yang menggairahkan, wajahnya tidak berubah, meskipun keadaan hidupnya agak menurun akhir-akhir ini. Hari ini tampaknya Keenan sedang berbahagia, senyum di wajah gagahnya seperti tidak berhenti surut. “Ada kabar gembira hari ini. Kashawn dan Sirojuddin kompak menawarkan kerjasama baru tahun depan.” “Ah, ternyata ini yang membuatmu cerah sekali hari ini. Aku ikut senang. Tapi, kantormu tetap pindah ke Bogor, ‘kan?” Keenan melirik Dinar sebentar, dan wajah Dinar tersipu-sipu karenanya. “Tetap akan ada kantor di Bogor, hm … gara-gara ini ak