Tentu saja Winda tidak mempercayai kata-kata mantan suaminya, bayangan Dinar yang berpakaian acak-acakan duduk di tepi tempat tidur kamar Keenan kembali menerpa benaknya. Wajah Dinar tersenyum sinis ke arahnya seolah menunjukkan bahwa dia baru saja berhubungan badan dengan Keenan waktu itu. Belum lagi foto-foto keduanya tidak berbaju di kamar Beno, lalu pesan-pesan Dinar yang bernada manja ingin dibelikan sesuatu di layar ponsel Keenan. Mengingat itu semua membuat Winda marah dan berontak, tapi justru Keenan menekan tubuhnya. Geram, dia ingin meludahi wajah Keenan, tapi Keenan dengan cepat menghisap ludah Winda yang tergenang di ujung bibirnya, dan menelannya. Merasa tangan Keenan melemah, Winda dengan cepat menampar pipi Keenan dua kali. “Tiga tahun….”Winda memandang wajah garang Keen