Bab 17. Undangan Pernikahan

1443 Kata
Keesokan harinya, Fernita mendatangi rumah ayahnya, Feri untuk menemui Melodi. Dengan angkuhnya, Fernita masuk sambil melemparkan sebuah undangan di depan Melodi yang sedang mengerjakan tugas sebelum ujian akhir sekolah. Melodi kaget serta menaikkan pandangannya pada Fernita. “Itu undangan buat lo dan Papa. Tapi mending Papa gak usah datang aja, soalnya Papa pasti malu-maluin gue nantinya,” ujar Fernita dengan sombongnya. Melodi dengan cepat menyambar undangan tersebut lalu membacanya. Matanya membesar karena membaca isi undangan tersebut. Undangan itu adalah undangan pernikahan Rexy dan Fernita tiga hari lagi. Melodi terperangah membaca undangan tersebut. Tapi bukankah Rexy mengatakan jika ia akan bertanggung jawab pada kehamilan Melodi? Dia bahkan sudah berjanji tidak akan kembali pada Fernita. Lalu mengapa sekarang dia malah mau menikah dengan Fernita? “Lo kira dengan berselingkuh dengan pacar gue, trus lo bisa ngerebut Rexy dari gue? huh, jangan mimpi. Rexy itu milik gue. Dia gak akan melepaskan gue,” sambung Fernita memamerkan diri. Melodi terperangah lalu menggeleng tak percaya dengan airmata menggantung di pelupuk mata. “Gak mungkin Mas Rexy begini. Dia bilang dia mau tanggung jawab,” balas Melodi melirih sedih. “Tanggung jawab? Rexy itu playboy kelas kakap. Lo pikir dia bakalan tanggung jawab dengan nikahin lo? Sadar, Mel. Lo sama dia gak setara. Lo cuma cewek kampung yang coba-coba mau jadi pacar orang kaya!” Fernita dengan lugas mengejek Melodi. Melodi yang marah lalu berdiri dan menampar Fernita. Fernita jadi makin kesal dan bernafas cepat dengan ekspresi seolah ingin menelan Melodi hidup-hidup. “Dasar cewek murahan, mau aja lo ditidurin sama Rexy! Kenapa? Gue tahu lo mau ngebalas gue kan? Haha, dasar cewek bodoh. Dia cuma manfaatin lo doang bisa nidurin perawan jelek kayka lo. Ujung-ujungnya dia malah tetap nikah sama gue!” Fernita makin mengejek Melodi. Melodi marah dengan napas tersengal serta terengah. Ia sangat membenci Fernita sekarang. Melodi pun tidak segan mengusir kakaknya itu dari rumahnya. “Pergi kamu dari sini!” teriak Melodi mendorong Fernita agar pergi. “Heh, jangan dorong-dorong! Gue bisa jalan sendiri. Lagian gue gak mau lama-lama di gubuk reyot kayak gini, hii ... bisa kena penyakit gue!” Fernita tidak puas terus menerus mengolok kemiskinan Melodi dengan cara yang menjijikkan. Melodi pun berteriak mengusir Fernita dengan hardikan keras. Setelah itu, tinggallah Melodi berdiri di beranda rumahnya sambil memegang undangan pernikahan tersebut. Ia meneteskan air mata karena usahanya untuk membalas Fernita ternyata berakhir tidak seperti yang ia harapkan. Terlebih Rexy yang sudah berjanji ternyata memang pria b******k. Setelah kejadian keguguran itu, Melodi jadi semakin merasa menyedihkan. Ia tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisinya sekarang. Dering ponselnya menyentakkan Melodi tiba-tiba. Ia pun menoleh dan masuk lagi ke dalam rumah. “Halo, Mas Ariel,” sapa Melodi dengan nada rendah dan terdengar pilu. “Mel, kenapa kamu terdengar sedih? Apa kamu baik-baik aja?” Ariel malah terkesan seperti memberikan perhatian pada Melodi. “Iya, Mas. Mel gak apa.” “Mas baru terima undangan pernikahannya Rexy dan Nita nih. Apa kamu tahu soal ini? Mas pikir kamu bilang dia mau bertanggungjawab sama kamu. Trus kenapa dia malah menikah dengan Fernita?” sahut Ariel kini mulai mencecar Melodi. Melodi mengeraskan rahangnya dan mendengus pelan. “Mel gak tau kenapa Mas Rexy malah menikahi Nita bukan bertanggung jawab sama Mel.” “Mungkin karena kamu sudah keguguran, jadi gak ada lagi yang mengikat kalian berdua. Atau keluarga Rexy gak tahu kamu hamil.” Melodi terdiam mendengar Rexy. “Dia memang b******k,” sahut Melodi mengatai Rexy dengan nada rendah. Terdengar Ariel mendengus pelan. “Mas gak pernah bohong sama kamu soal Rexy. Dia itu bukan orang sembarangan, Mel. Dia akan terus menyakiti kamu.” “Jadi, Mel harus gimana dong Mas?” Melodi sedikit merengek dan mulai kehilangan ide. Ia tidak tahu harus berbuat seperti apa sekarang. “Seharusnya kamu menuntut pertanggungjawaban Rexy dong, Mel. Jangan biarkan dia nikah sama Fernita. Kalau perlu bikin keluarga Basupati malu dengan perbuatan Rexy yang gak mau tanggung jawab.” Melodi mengulum bibirnya dan mulai mendengarkan petuah Ariel. Rasanya memang seharusnya seperti itu. “Malam ini dia ada pesta di villa pribadinya. Kamu bisa ketemu dia disana. Mas bisa anterin kamu.” Melodi pun mengangguk mengerti. “Mas Ariel bener. Ya sudah, Mel akan ke sana.” “Mas jemput kamu setengah jam lagi ya.” Melodi pun menarik napas panjang dengan kejengkelan di dalam hatinya. Ia harus menemui Arsenio dan membuatnya membatalkan pernikahan tersebut. Melodi tidak akan membiarkan Fernita menang dengan mudah. Setengah jam kemudian, Ariel memenuhi janjinya untuk mengantarkan Melodi ke villa pribadi milik Rexy. Di vila itu akan ada pesta bujangan sebelum Rexy menikah dengan kekasih pilihan keluarganya. Mobil Ariel berhenti di dekat gerbang. Ia tidak mungkin masuk ke dalam karena dirinya tidak diundang. Jadi ia menurunkan Melodi di depannya saja. “Kamu turun di sini saja ya. Mas gak bisa masuk karena Mas gak diundang,” ujar Ariel dari balik kemudi usai memberhentikan mobilnya. Melodi pun mengangguk paham. “Gak apa Mas. Makasih udah mau ngaterin.” Melodi pun keluar dari mobil Ariel dan sempat melambaikan tangan sebelum masuk ke halaman villa tersebut. Ariel menyeringai penuh kemenangan. ia tahu jika Melodi akan merusak seluruh rencana Rexy untuk menikah. Melodi bisa masuk dengan mudah ke dalam vila yang disulap jadi arena pesta yang meriah. Diantara kerumunan para tamu, sang pemilik vila, Rexy Basupati tengah minum bersama teman-temannya. Ia berteriak dan tertawa dengan lepas. Malam ini sampai seterusnya, Rexy ingin mabuk saja. Dari pada menikah dengan Fernita yang hanya akan membuatnya sakit kepala. Lebih baik ia mabuk dan mungkin Fernita akan membatalkan niat menikah dengannya. “Cheers!” pekik Rexy mengangkat gelasnya. Ia menegak sekali teguk sampai matanya melihat Melodi di balik beberapa tamu. “Melodi, my Babygirl!” pekik Rexy berteriak. Ia mabuk lalu berjalan terhuyung menghampiri Melodi dan langsung memeluknya. “Wah, maenan barunya Rexy tu!” sahut salah satu teman Rexy yang juga mabuk. Mereka lalu tertawa dan itu membuat Rexy marah. “Heh ... jangan sembarangan lo, dia pacar gue!” hardik Rexy sambil menunjuk. Mereka jelas sedang mabuk dan tidak sadar apa yang tengah dilakukan. Melodi yang semula sedang mau marah, lalu jadi kelabakan. Ia belum pernah menghadapi orang mabuk sebelumnya. Rasanya berbicara tak ada gunanya. Melodi pun tak jadi marah setidaknya sekarang. Ia merasa kasihan dengan keadaan Rexy yang sangat kusut dan mabuk seperti itu. “Mas Rexy uda mabuk banget. Uda jangan minum lagi,” ujar Melodi menjauhkan gelas berisi minuman beralkohol dari tangan Rexy. “Kalo kamu yang minta, Mas Rexy pasti akan mengabulkan, hahaha!” Rexy tertawa tak jelas dan makin terhuyung lalu tersandung dan jatuh ke lantai. Melodi mendengus kesal lalu menarik lengan Rexy dan memapahnya. “Uda, Mas. ayo!” Melodi pun memapah tubuh tinggi Rexy dengan susah payah keluar dari ruang tengah vila yang sedang riuh dengan pesta tersebut. Ketika tiba di salah satu kamar kosong, Melodi langsung membuka pintunya lalu mendorong Rexy masuk. Rexy pun terhempas ke ranjang karena sudah tak sanggup berdiri lagi. Tapi ia tiba-tiba menarik tubuh Melodi hingga ikut berbaring bersamanya. “Aku kangen kamu, Sayang,” desah Rexy dengan nafas tersengal dan bau alkohol. Rexy malah meraba tubuh Melodi lalu menarik tengkuknya dan menciumnya dengan agresif. “Mas, tolong ... jangan,” desah Melodi mencoba lepas tapi Rexy malah mengurung tubuhnya. Melodi seperti tidak berdaya saat Rexy mulai melucuti pakaian untuk bercinta dengannya. Rexy sesungguhnya masih sadar ketika melakukan hal itu tapi ia tidak peduli. Usai bercinta keduanya masih berbaring dan saling menatap satu sama lain. Tangan Rexy memegang sebelah pipi dan sesekali membelai rambut Melodi. “Mas Rexy bilang mau bertanggung jawab sama Mel. Kenapa Mas Rexy malah mau nikah sama Fernita?” tanya Melodi dengan raut sedih. “Maafin aku, Mel. Tapi aku gak bisa mengatur pernikahanku sendiri. Ini adalah perjanjian bisnis dan aku harus menuruti permintaan orangtuaku,” jawab Rexy dengan wajah murung yang sama. “Apa Mas Rexy suka sama Nita?” Rexy menaikkan senyuman lalu menggeleng. “Gak sedikitpun,” jawab Rexy tanpa ragu. “Lalu aku?” Rexy mendekatkan dirinya lalu mencumbu Melodi lagi. “Aku sangat menyukai kamu, Mel. Kamu sangat cantik dan aku mulai sayang sama kamu.” Melodi hanya diam saja tak tersenyum. Ada detak jantung yang berbeda saat bersama Rexy. Sekalipun ia pria b******k, tetapi entah bagaimana Melodi mau menuruti keinginan gila Rexy. “Lalu sekarang kita gimana?” tanya Melodi. Rexy menarik Melodi dalam pelukannya sambil terus bicara. “Aku akan ceraikan Fernita secepatnya dan kamu tetap menjadi pacarku. Aku hanya akan menyentuh kamu dan bersama kamu sekalipun aku menikah sama dia.” Melodi menaikkan sedikit seringai di ujung bibirnya. Ia tahu jika Rexy kini memang tertarik padanya. Fernita hanya akan mendapatkan pernikahan tapi sesungguhnya ia tidak pernah memiliki Rexy.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN