“Bagaimana pandangan Mbok Latri terhadap perempuan yang tidak tahu diri?” Aku yang minum, nyaris tersedak saat mendengar pertanyaan Mas Bima. Melirik dari ekor mata, aku tahu dia menyindirku. “Hidup menumpang, menikmati segala fasilitas, bahkan dia memanfaatkan kebaikan orang lain. Di saat semua orang berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, dia justru mudah menikmati semuanya. Semudah membalik telapak tangan.” “Ndak tahu, Mas. Orang jenis ini sudah banyak Mbok temui. Menurut Mbok, selagi yang ngasih ndak keberatan, ya ndak pa-pa. Ambil contoh Nyonya Alin, karena Mas sayang sama dia, jadi Mas menormalkan semua tindakan dia.” “Jangan bawa-bawa Alin di sini, Mbok. Dia pekerja keras. Di kantor, dia karyawanku. Jangan seperti oma dan mama, mereka menilai berdasarkan desas-desus yang belum t