Aku mengintip dari kaca, mobil Mas Bima perlahan keluar dari halaman rumah. Lega rasanya pria itu sudah berangkat kerja. Rasa syukur lainnya, tadi kami tidak berpapasan karena aku belum keluar kamar setelah bangun tidur. Bukan takut atau menyembunyikan diri, lebih tepatnya menghindari keributan di pagi hari. Rasanya kurang tepat saja, semuanya diawali dengan emosi dan suasana hati tidak baik. Kini aku yang sudah rapi, bergegas keluar kamar menuju dapur. Tidak enak sekali menahan lapar sampai jam delapan. Mbok Latri baru kembali hari ini, jadi otomatis di dapur tidak ada apa-apa. Melirik ke meja makan, aku menemukan gelas kotor, bungkus roti tawar, juga nutella. Tanpa sadar kepalaku menggeleng, cukup prihatin dengan ketidakmampuannya mengembalikan benda ke tempat asal. Mungkin karena terb