Andrew berjalan penuh percaya diri memasuki gedung yang menjadi tempat karantina untuk ajang Miss World siang ini. Penerbangannya ke Milan tak ada kendala sama sekali dan tujuannya juga bukan hanya ke Ford. Ia tak boleh lengah meski apa yang sekarang dilakukan untuk urusan pekerjaan. Sang ayah selalu mengawasinya tanpa jeda seolah ia bisa kabur kapan pun keinginan itu muncul. Sayangnya, Andrew tak ingin melakukannya. Andai bisa ia lakukan, sejak lama sudah ia kerjakan. Mengingat sang ibu masih membutuhkan dirinya serta sokongan dari keluarga Kingston, Andrew tak bisa berkutik. “Anda sudah tiba, Tuan Andrew.” Salah satu staf Ford menyambut kedatangan Andrew dan timnya. Sebagai sopan santun, Andrew mengangguk sekilas dengan senyumnya yang menawan. Terserah jika kedatangannya menarik per