“Selamat malam, selamat datang.” Sebuah sapaan formal, senyuman manis, dan adanya sosok wanita dengan tubuh indah, sudah menyiratkan kalau ini adalah klub kelas atas. Aku akhirnya percaya dengan perkataan Wira tadi setelah terbukti wanita-wanita ini memang tidak ada tandingannya. Wira dan Pandu langsung masuk ke dalam, menemui seorang pria paruh baya yang bertubuh tinggi. Dia menyapa mereka dengan sopan dan kemudian menawari rokok. Dengan gaya angkuh, dia mengenalkanku sebagai teman dekatnya. Lalu, Wira lanjut menuju ke ruangan biasanya dan minta dipanggilkan seseorang. Pria paruh baya itu mengangguk sebelum kemudian menyapaku. Lalu, pria itu mengantarkan seorang wanita cantik nan menarik yang tadi tak jauh dari sana. Kuperhatikan wajahnya yang rupawan itu, walau sepertinya umurnya di at