Bab 12 Penghinaan yang Tak Ada Habisnya

1641 Kata

Ari menatapku dengan dingin, sementara aku memasang wajah garang. Pada saat aku hendak memukulnya, Indra malah mencegahku. “Ray, jangan bertindak gegabah. Ke sini sebentar …” Indra menarik tanganku dan hendak berjalan keluar. Aku tidak bersedia untuk ikut dengannya karena aku ingin memukul pria itu. Meski begitu, tarikan Indra justru semakin keras. Pada akhirnya, aku hanya dapat melihat wajah Ari yang tersenyum penuh kemenangan melihat kepergianku. Sesampainya di luar, aku melepaskan tangan Indra dan berteriak padanya, “Mengapa kamu menghentikanku? Mengapa kamu tidak membiarkanku memukulnya? Dia sama sekali tidak bersedia membantu kita dan jelas-jelas ingin mempermalukan kita berdua!” Indra memegangi tubuhku dengan sekuat tenaga agar tidak kembali ke dalam. “Aku tahu maksudmu. Sekarang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN