Kala lututku menyentuh lantai, aku merasa bahwa harga diriku sudah tidak ada artinya lagi. Hanya saja, aku tak memiliki pilihan lain. Wira ingin memberi pelajaran padaku dan Lasmi pun di bawah kendalinya. Aku hanya bisa memohon padanya meskipun aku tidak tahu mukaku harus ditaruh di mana saat mengatakannya. Wira menyunggingkan senyum tipis dari ujung bibirnya sedangkan wajah Pandu menunjukkan ekspresi mencibir. Aku tidak berani menatap Lasmi. Aku tahu saat ini sosokku sangat memalukan dan dia tidak ingin melihat mereka merendahkanku, tapi … aku tidak sanggup. Jika itu untuk Lasmi, maka aku hanya bisa menahan segala kejahatan Wira dan Pandu. “Tuan Wira, tolong. Lasmi benar-benar tidak bisa menerima pelanggan.” Kutundukkan kepalaku saat mengatakannya, lalu Lasmi berlari ke arahku, menarik