“Mbak Eri.” Aku memaksakan diriku untuk tersenyum dan menyapa wanita itu dengan ramah. Sekarang aku sudah memiliki keberanian untuk melakukannya. Ini semua kulakukan karena ingin melindungi Lasmi. Mbak Eri menatapku dengan heran, tetapi nada bicaranya masih tetap arogan dan menyebalkan. “Ray, hari ini Mbak sengaja mengajak orang-orang ini untuk bermain. Cepat keluarkan semua wanita asuhanmu!” Setelah berkata demikian, Mbak Eri langsung menaiki tangga. Aku mengangguk. Meski aku tahu kalau wanita itu akan mencari kesempatan untuk menghukumku, tetapi begitu aku memikirkan Lasmi dan mengingat otoritas Wira sebagai atasanku, aku memutuskan untuk mengendalikan emosiku. Karena dia adalah tamu, jadi aku harus menyenangkannya. Aku mengantar Mbak Eri naik ke lantai tiga. Kemudian, aku menyiapka