Sudah bermenit-menit bahkan hampir memasuki satu jam lamanya, Amara mondar-mandir seperti setrikan sambil melihat ke arah pintu. Benar saja ia sudah mengganti pakaiannya dengan potongan kain yang diberikan oleh Arkha. Akan tetapi kini melapisinya dengan cardigan panjang sampai selutut untuk menutupi tubuhnya. Sebab rasa dingin begitu terasa menusuk saat ia memilih hanya memakai lingerie tipis yang memperlihatkan anggota tubuhnya itu. Namun tampaknya orang yang memintanya untuk memakai semua tampaknya sedang lupa, sebab sejak tadi tak kunjung kembali. Apa mungkin dia sedang bercanda dengan teman-temannya menertawakan kebodohannya di mata mereka? Atau mungkin Arkha sedang beradu dengan temannya yang arogan itu? Amara mengigit kuku jari jemarinya. Sambil bergumul dengan pikirannya sendiri