Bab 22

1076 Kata
Dalam ruang rias, seorang gadis yang tidak lain merupakan Kaniya sendiri tengah duduk di depan cermin. Gadis itu duduk tegang menegakkan punggung dengan kepala tertunduk ke bawah. Wajah cantiknya semakin terlihat cantik dan dewasa dengan make up tebal yang telah dipoles ke wajahnya. Jangan lupakan bibir merah menggoda yang tidak bisa membuat banyak orang tidak berpaling darinya. Rambut hitam legamnya yang indah diikat begitu tinggi, mempertontonkan leher jenjang, putih, mulus yang indah dengan menyisakan anakan rambut yang menjuantai bebas, membuatnya terlihat seksi. Pakaian minim dengan ruang terbuka di sana-sini berhasil mempertontonkan hampir sebagian tubuh telanjangnya dengan lekukan tubuh cantik yang semakin membuat para pria di luar sana semakin lapar serta para wanita di sekitarnya yang semakin iri akan keindahan dirinya. Benar, akhirnya Madam memutuskan untuk membantu Kaniya mendapatkan uang dengan jumlah banyak dalam sekejab. Itu pun jika memang ada pelanggannya yang memang mau menerima gadis perawan seperti Kaniya dengan harga semahal yang dibutuhkan gadis itu. Karena itu, kini Kaniya duduk dengan patuh di dalam kamar sembari berdoa akan adanyaorang yang mau menginginkan dirinya. Selama menunggu, Kaniya juga sibuk memikirkan kondisi Kalio yang masih terbaring di rumah sakit. Gadis itu menatap ke arah cermin di mana pantulan dirinya tercetak jelas di sana, menunjukkan betapa luar biasanya penampilan gadis itu malam ini. Jika Kalio melihat ini, sudah bisa dipastikan bahwa pria itu pasti akan menyeretnya pulang dengan raut wajah penuh amarah. Bagaimana tidak jika Kaniya ingin menjual tubuh pada p****************g di luar sana. Selama ini Kaniya selalu berusaha menghindari para pria m***m yang mencoba mendekati bahkan sampai mereka ingin menjebaknya, begitu juga dengan bagaimana usaha keras Kalio yang selalu ingin datang untuk menolongnya dari mereka. Namun kini gadis itu sendiri yang akan melemparkan diri pada semua pria itu. Tidak bisa dipungkiri betapa takutnya Kaniya saat ini, tapi gadis itu sekali lagi tidak punya pilihan lain. Semakin dirinya menunggu dalam diam di tempat ini, waktu juga semakin mendekati akhir untuk Kalio bisa bertahan hidup dan Kaniya sudah tidak bisa tahu harus melakukan apa lagi untuk mencari uang sebanyak itu selain di tempat ini. Memikirkan bagaimana hidup Kalio dipertaruhkan seperti ini, semakin membuat Kaniya berharap ada seseorang yang ingin membelinya dengan harga mahal. Kaniya akan melakukan apa saja untuk memuaskan pria itu demi uang tersebut. Biarlah dirinya menjadi kotor hingga tidak berguna, asal dirinya bisa menyelamatkan Kalio, satu-satunya harta berharga untuk hidup Kaniya. Begitulah tekad kuat dalam pikiran Kaniya saat ini. Saat ini hanya Kalio yang berhasil menguatkan hati dan pikiran Kaniya dalam mengambil keputusan mengerikan ini. Tenggelam dalam pikirannya, jantung Kaniya seakan baru saja dipukul palu dengan begitu kuat ketika suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar diiringi dengan terbukanya satu-satunya penutup ruang itu, membawa masuk sosok Madam yang diketahuinya. Kaniya langsung berdiri dengan gugup, bersiap untuk mendengar apa yang akan disampaikan wanita paruh baya itu kepadanya setelah ini. “Kau sudah siap?” tanya Madam ketika sudah berdiri di depan Kaniya dan memerhatikan penampilan gadis itu yang begitu luar biasa malam ini. “Kau beruntung. Ada seseorang yang berani mengambil harga tinggi untuk gadis perawan sepertimu malam ini. Jika kau sudah siap, maka ikut aku. Jangan sampai kau mengecewakan aku, atau pun sampai mengecewakan pelanggan berhargaku!” “Kaniya menelan air ludahnya dengan susah payah. Akhirnya ada yang mau membelinya malam ini. Namun di sisi lain Kaniya tidak berhenti berkeringat dingin dengan kedua tangan yang saling sibuk bertautan satu sama lain demi meluapkan rasa gugup dan gelisah yang sudah sedari tadi melanda dirinya. Kaniya memang sudah memutuskan hal ini, akan tetapi tetap saja rasa takut itu masih membayang-bayangi pikirannya. Mendengar penjelasan sekaligus peringatan dari Madam itu, Kaniya membalasnya dengan hanya mengangguk mengerti. Kaniya tidak berani mengeluarkan suara yang bisa saja hanya akan terdengar bergetar dari tenggorokannya. Gadis itu tidak mau Madam menarik kembali keputusannya dalam mempekerjakan Kaniya jika dirinya terlihat takut saat ini. Uang yang dicarinya sudah berada di depan mata. Kaniya harus berhasil malam ini. Demi Kalio! Batin Kaniya berkali-kali mengatakan hal yang sama untuk menguatkan hati dan pikirannya kembali. Beruntung riasan yang dipakainya cukup tebal dan berhasil menutupi wajah pucat Kaniya saat ini. “Jangan pernah lupa untuk menggunakan ini.” Madam melempar sebuah bungkusan yang Kaniya sudah tahu isinya merupakan sebuah Kondom, di atas meja yang ada di dekatnya. Madam juga kembali meletakkan botol kecil lain berisi beberapa pil di sana untuk Kaniya. “Dan pastikan untuk minum ini juga. Kau tidak ingin ada sesuatu yang akan tumbuh dalam perut datarmu itu nanti, bukan? Itu hanya akan mempersulit pelangganku di sini,” ujar Madam. Kaniya sekali lagi mengangguk mengerti. Dirinya terlalu fokus memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti hingga dirinya lupa akan efek yang akan ditimbulkannya setelah melakukan hal itu. Bagaimana jika dirinya berakhir hamil dari pria asing seperti itu? Kaniya tidak bisa membayangkan hidupnya akan harus sehancur apa. Karena itu, dirinya merasa bersyukur sekali karena Madam telah memperingati dirinya. Kaniya langsung meraih dua benda yang telah diberikan Madam tersebut, dan menyimpannya dengan hati-hati. “Baiklah. Jika sudah siap, lalu ikut denganku sekarang. Aku akan mengantarmu ke ruangannya,” ujar Madam sekali lagi. Kaniya dengan patuh mengikuti langkah kaki Madam yang ada di depannya. Semakin dirinya melangkah maju, semakin jantung Kaniya tidak bisa berdetak dengan lebih tenang. Kaniya merasa langkah kakinya begitu berat untuk maju ke depan, tapi tetap dipaksanya untuk bergerak. Hingga tidak terasa, akhirnya mereka berdua telah sampai di depan sebuah kamar yang berada cukup ujung. Kaniya melihat pintu kamar yang akan menjadi saksi bisu di mana dirinya akan melakukan hal yang mungkin akan disesalinya seumur hidup di masa depan. Dengan berusaha menguatkan hati kembali Kaniya diam-diam menarik napas dalam dan menghembuskannya dengan pelan, sementara Madam tengah membuka pintu kamar tersebut untuk Kaniya. “Masuklah. Orang yang menjadi pelangganmu sudah berada di sana. Turuti saja apa maunya dan jangan sampai membuat sesuatu yang tidak diinginkan. Apa kau mengerti?” tegas Madam pada Kaniya sekali lagi. Kaniya menganggukkan kepalanya mengerti. Gadis itu sudah tidak bisa mundur lagi. Kaniya merasa pasrah dengan apa yang akan terjadi kepadanya nanti, dan berharap bahwa semuanya akan menjadi baik-baik saja. Setelah itu Kaniya memasuki kamar tersebut, siap menenggelamkan dirinya dalam dunia dewasa. Kaniya siap mencelupkan dirinya dalam kubangan lumpur seiring pintu kamar di belakangnya secara perlahan menutup dengan rapat, seolah mengatakan bahwa sudah tidak ada jalan lain untuk dirinya bergerak mundur. Kaniya memutuskan untuk menghadapi apa yang ada di depannya dengan lapang d**a, dan menyelesaikan apa yang harus dilakukannya dengan cepat. Sehingga dirinya bisa kembali ke sisi Kalio lagi untuk memastikan bahwa pria itu selamat dan tetap hidup bersamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN